RUANGPOLITIK.COM – Pencopotan Wakil Ketua Komisi II DPR dari Fraksi PKB Luqman Hakim menjadi viral, karena beriring dengan beredarnya pesan berantai yang menyebutkan alasan pencopotan karena Luqman Hakim tidak loyal kepada Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Walau pesan tersebut sudah mendapat bantahan dari Fraksi PKB, namun tetap memberi efek terhadap PKB, karena terkesan adanya perpecahan pada partai tersebut.
Menurut Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Sholeh Basyari, pencopotan tersebut memberikan legitimasi tersendiri bagi Luqman Hakim.
“Jelas ini merupakan pengakuan atas ‘kekuatan’ Luqman, yang juga mendapat pengakuan dari Ketua Fraksi PKB Cucun (Cucun Ahmad Sjamsurizal) yang mengatakan Luqman tengah high performance. Tapi jangan lupa, ini sejatinya tengah menyiram bensin ke tengah jerami kering,” ujar Sholeh kepada RuPol, Kamis (14/4/2022).
Kekuatan dan relasi politik Luqman Hakim, menurut Sholeh perlu mendapat perhatian dari Muhaimin Iskandar, apalagi Luqman juga memiliki irisan yang nyata dengan GP Ansor dan PBNU.
“Khusus mengenai sosok Luqman, beliau kita kenal sebagai politikus kawakan juga dan mempunyai mental petarung. Dengan posisinya saat ini yang berada dalam panggung memungkinkan bisa melakukan manuver-manuver tersendiri,” lanjutnya.
“Sejujurnya saat ini adalah ujian terbesar dan terberat bagi Cak Imin (Muhaimin Iskandar), jika tidak menyikapi secara terukur dan tepat. Karena figur-figur di luar panggung saat ini tidak hanya menonton, tapi menunggu kesempatan untuk terlibat,” terangnya lebih lanjut.
Berita terkait:
Rotasi Luqman Hakim, Pengamat: Lemahnya Hak Konstitusi Anggota DPR di Mata Partainya
CSIIS: Jokowi Seharusnya Tiru Cak lmin, Copot Bawahan Tak Sejalan
Fraksi PKB DPR RI Bantah Rotasi Luqman Hakim Tak Sependapat dengan Cak Imin
Luqman Hakim Dicopot Dari Waka Komisi II, Karena Tidak Loyal Kepada Muhaimin?
Sholeh kembali mengingatkan Muhaimin pada posisinya yang saat ini tidak begitu bagus, karena selalu mendapat tekanan dari PBNU.
“Kita tahu Cak Imin, seorang politisi senior yang sudah sangat matang dengan segala konflik dan tahu bagaimana cara melanggengkan posisinya. Namun kali ini berbeda, dia tidak lagi memiliki Kiai Said Aqil Siradj di PBNU sebagai pelindung. Tekanan demi tekanan dari PBNU akan membuatnya goyah juga,” sambungnya.
Selanjutnya aktivis NU itu juga menyarankan kepada Muhaimin untuk tidak menciptakan konflik baru dalam tubuh PKB, agar posisinya bisa bertahan.
“Dilematisnya dalam kondisi penuh tekanan, Cak Imin malah menciptakan ‘musuh’ baru (Luqman Hakim). Padahal idealnya dia harus merapatkan kembali barisan, dengan merangkul sahabat-sahabatnya yang saat ini berada di luar DPP PKB. Rangkul lagi lah LE (Lukman Edy), MJ (Marwan Jafar), AKK (Abdul Kadir Karding) bahkan Idham Chalid,” pungkas Sholeh. (ASY)
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)
