Tidak berhenti sampai di situ, salah satu kamerawan TV nasional dipukul dalam kericuhan tersebut dengan memukul kamera dan dagunya. Selain itu, kekerasan lain juga terjadi dalam kerusuhan tersebut.
RUANGPOLITIK.COM —Ketua umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto menanggapi isu kericuhan yang ada di organisasi politik dengan simbol pohon beringin itu. Kericuhan tersebut dikabarkan terjadi dalam diskusi organisasi sayap Partai Golkar.
Diskusi organisasi sayap Partai Golkar diadakan di salah satu restoran Senayan, Jakarta pada Rabu, 26 Juli 2023. Ketika diskusi sedang berjalan, mereka didatangi sekelompok orang.
Sekelompok orang tersebut meminta diskusi untuk dihentikan. Selain itu, mereka meminta para awak media yang sedang merekam diskusi tersebut untuk berhenti bekerja.
Tidak berhenti sampai di situ, salah satu kamerawan TV nasional dipukul dalam kericuhan tersebut dengan memukul kamera dan dagunya. Selain itu, kekerasan lain juga terjadi dalam kerusuhan tersebut.
“Waduh, saya belum tahu. Kami belum monitor, baru keluar dari Istana Negara,” kata Airlangga Hartarto.
Kapolsek Metro Tanah Abang kemudian mendatangi lokasi kejadian ketika kondisi memanas. Diskusi tersebut kemudian dihentikan dan diganti dengan konferensi pers. Pembicaraan tersebut berkaitan dengan aroma kudeta terhadap Airlangga Hartarto.
Ormas pendiri Partai Golkar mendesak agar segera digelar Musyawarah Nasional Luar Biasa untuk memilih ketua umum Partai Golkar yang baru untuk menggantikan Airlangga Hartarto.
Ada dua nama yang diisukan untuk menggantikan Menko Perekonomian itu yaitu ketua MPR, Bambang Soesatyo dan Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan.
Isu Kudeta
Isu kudeta Airlangga Hartarto dimulai dari sekelompok orang yang mengatasnamakan dewan pakar dan kelompok-kelompok induk organisasi (KINO) Golkar menyuarakan dan mendesak dilakukannya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). Ada berbagai kemungkinan yang bisa terjadi terhadap pria berusia 60 tahun itu.
Anggota Dewan Pakar Golkar, Ridwan Hisjam mengatakan bahwa pihaknya ingin mengevaluasi hasil Munas Partai Golkar tahun 2019. Ada dua kemungkinan yang akan terjadi dengan evaluasi tersebut.
Keputusan yang ingin dievaluasi adalah terkait penetapan Airlangga Hartarto sebagai Bakal Capres di Pilpres 2024. Namun, dengan evaluasi itu, tidak menutup kemungkinan potensi pencopotan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum.
Dianggap Tak Rasional
Wakil Ketua Umum, Golkar Firman Soebagyo angkat bicara mengenai isu kudeta Airlangga Hartarto. Ia menilai jika hal tersebut tidak rasional.
“Munaslub yang digagas oleh sekelompok orang itu adalah gagasan ‘keblinger’ atau menyesatkan,” kata Firman Soebagyo.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)