Untuk itu, Ketut Sumedana meminta publik tidak berasumsi terkait penanganan perkara di Kejagung. Termasuk adanya isu Kejagung ditekan pihak luar dalam menangani perkara korupsi BTS Kominfo.
RUANGPOLITIK.COM —Kejaksaan Agung (Kejagung) menegaskan tak dipesan dan ditekan dalam mengusut kasus dugaan korupsi proyek BTS 4G Bakti Kominfo yang menyeret Menkominfo nonaktif Johnny G Plate.
Pernyataan tersebut disampaikan Kapuspenkum Kejagung, Ketut Sumedana usai mengumumkan penetepan Ketua Kadin, Muhammad Yusrizki sebagai tersangka baru kasus dugaan korupsi proyek BTS Kominfo di Gedung Bundar Kejagung, Jakarta, Kamis (15/6/2023).
“Tidak akan bisa ditutup-tutupi ketika perkara ini sudah dilimpahkan ke pengadilan dan sudah ada proses pemeriksaan,” tegas Ketut Sumedana.
Untuk itu, Ketut Sumedana meminta publik tidak berasumsi terkait penanganan perkara di Kejagung. Termasuk adanya isu Kejagung ditekan pihak luar dalam menangani perkara korupsi BTS Kominfo.
Menurut Ketut, Kejagung menjadikan alat bukti yang cukup sebagai landasan mengusut kasus korupsi BTS.
“Jadi enggak usah berasumsi apa pun. Semua kita bekerja berdasarkan alat bukti. Karena kita melakukan penegakan hukum tidak berdasarkan pesanan atau tekanan apa pun yang terkait dengan isu yang beredar di luar,” kata dia.
“Semua berdasarkan alat bukti yg terungkap dalam proses penyidikan,” jelasnya.
Sebagai informasi, dalam kasus korupsi pengadaan infrastruktur base transceiver station (BTS), Kejagung telah menetapkan delapan orang sebagai tersangka. Salah satunya, Menkominfo nonaktif Johnny G Plate yang langsung dijebloskan ke tahanan pada Rabu (17/5/2023).
Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung, Kuntadi menyampaikan, dari hasil pemeriksaan kali ini, pihaknya menyimpulkan Johnny G Plate diduga terlibat dalam kasus korupsi BTS. Kominfo Johnny dalam kasus ini berkapasitas sebagai pengguna anggaran serta menteri.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menyebut nilai kerugian keuangan negara akibat kasus korupsi BTS Bakti Kominfo mencapai Rp 8 triliun.
Selain Johnny G Plate, nama lainnya yang ditetapkan sebagai tersangka korupsi BTS Bakti Kominfo, yakni Galubang Menak (GMS) selaku direktur utama PT Mora Telematika Indonesia, dan Yohan Suryanto (YS) selaku tenaga ahli human development Universitas Indonesia tahun 2020. Kemudian, Mukti Ali (MA) dari PT Huawei Technology Investment, Irwan Hermawan (IH) selaku komisaris PT Solitchmedia Synergy, dan Windi Purnama (WP) yang merupakan orang kepercayaan Irwan dan menjadi penghubung pihak-pihak tertentu.
Terbaru, Kejagung menetapkan Ketua Komite Tetap Energi Terbarukan Kadin, Muhammad Yusrizki sebagai tersangka dalam kasus korupsi proyek BTS Bakti Kominfo yang menyeret Menkominfo nonaktif Johnny G Plate. Yusrizki berperan menyediakan panel surya dalam proyek tersebut.
Selain menjadi Ketua Komite Energi terbarukan Kadin, Yusrizki menjabat sebagai Managing Director PT Basis Utama Prima yang menjadi mitra penyedia panel surya. PT Basis Utama Prima merupakan perusahaan milik suami Puan Maharani, Happy Hapsoro.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)