Arsul Sani menyebut nomor WhatsApp pribadinya dimasukkan ke Grup WhatsApp (WAG) tanpa meminta izin padanya terlebih dahulu. Di dalamnya terdapat ujaran kebencian ke Anies Baswedan.
RUANGPOLITIK.COM —Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Arsul Sani membagikan pengalaman tidak mengenakkan di pagi hari, Senin 15 Mei 2023. Hal itu terkait Anies Baswedan dan calon presiden (Capres) yang diusung lainnya.
Anies Baswedan diusung menjadi Capres 2024 oleh NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Demokrat. Capres lainnya yakni Ganjar Pranowo diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Prabowo Subianto diusung Partai Gerindra.
Arsul Sani menyebut nomor WhatsApp pribadinya dimasukkan ke Grup WhatsApp (WAG) tanpa meminta izin padanya terlebih dahulu. Di dalamnya terdapat ujaran kebencian ke Anies Baswedan.
Tak hanya kepada Anies, Arsul menyebut ada pula ujaran kebencian terhadap bakal Capres lainnya seperti Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
“Pagi-pagi baca WAG2 yang saya dimasukkan (tanpa permisi dulu). Hadeuuh, isinya kebencian terhadap bacapres yang tidak mereka dukung, apa itu thd @ganjarpranowo, @aniesbaswedan, & @prabowo,” katanya lewat Twitter @arsul_sani.
“Entah bisikan dan pikiran dari mana yang merasuki mereka untuk kobarkan perpecahan dan kebencian terhadap sesama warga bangsa,” ujar politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut.
Anies Baswedan diduga kena serangan rasis dari Ketum Relawan Ganjar
Tak hanya menjadi serangan ujaran kebencian melalui Grup WhatsApp sebagaimana penuturan Arsul Sani, Anies juga diduga menjadi korban serangan rasis dari Ketua Umum Relawan Ganjar Pranowo, Laode Umar Bonte.
Video pernyataan Laode Umar yang ditujukan ke Anies pun beredar. Ia dengan tegas tidak mau eks Gubernur DKI Jakarta itu terpilih menjadi Presiden RI, demikian disampaikannya melalui video yang diunggah di akun Tiktok pribadi Umar, @UmarBonte_official pada Minggu 14 Mei 2023.
“Anda menjadi gubernur DKI Jakarta bukan karena komunitas yang kuat di situ, bukan karena kontestasi politik kemarin, (tapi karena) mendorong dorong agama, memaksa-maksa agama, kemudian melahirkan Anies Baswedan menjadi gubernur, tetapi untuk menjadi presiden, jangan jugalah,” ujarnya.
Laode mengatasnamakan Dewan Perwakilan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) saat mengungkap penolakannya terkait pencalonan Anies sebagai Capres 2024 nanti. Menurutnya, pengalaman Anies sebagai menteri dan gubernur sudah cukup.
“Sebagai Ketua Umum DPP KNPI secara tegas dan lugas saya tidak ingin Anies Baswedan menjadi Presiden Republik Indonesia yang harus memimpin putra putra terbaik bangsa ini. Bangsa ini sudah memberikan ruang yang begitu besar kepada Anies Baswedan, sudah diberi kesempatan untuk menjadi menteri, pernah diberi kesempatan untuk menjadi gubernur, itu cukup dalam pentas politik Tanah Air. Tapi, kalau sampai meminta ingin jadi ini terlalu berlebihan,” ujar Laode.
“Biarkanlah putra-putra bangsa Indonesia sendiri yang menjadi Presiden Republik Indonesia. Saya setuju Anda lahir dan besar di sini, tapi Belanda menjajah republik Indonesia selama 350 tahun, mereka memiliki anak cucu dan lahir di sini. Mereka tetap saja penjajah dan tetap saja bukan bangsa Indonesia, Belanda juga datang di Indonesia mengaku jadi pahlawan, ingin menyelamatkan ekonomi bangsa Indonesia, tetapi mereka tetap saja bukan putra-putra asli bangsa Indonesia,” tuturnya.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)