RUANGPOLITIK.COM — Dua Bakal Calon Presiden (Bacapres), Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan saling menyerbut Jawa Timur (Jatim). Keduanya bahkan dijadwalkan bersafari ke Jember pada tanggal yang sama, Minggu (7/5/2023).
Tak hanya Ganjar dan Anies, Bacapres dari Gerindra, Prabowo Subianto dan PKB, Muhaimin Iskandar juga kerap mondar-mandiri ke Jatim. Hal itu menjadi menarik karena Jatim kerap menjadi incaran para Bacapres.
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam mengatakan, Jatim merupakan salah satu barometer politik nasional. Dia membeberkan tiga alasannya. Pertama, secara geopolitik wilayah ini adalah sentrum pemberitaan politik nasional setelah Jakarta, punya surabaya sebagai kota metro terbesar ke dua di Indonesia.
Kedua, sambung Peniliti Senior Surabaya Survey Center (SSC) ini, jumlah pemilih yang beragam punya kontribusi hampir 16 persen suara nasional dan terbesar kedua setelah Jawa Barat dengan pemilih yang beragam. Ketiga, tokoh-tokoh politik nasional banyak berasal dari Jatim. Kemudian punya ikatan dengan Jatim.
“Jatim secara simbolik pemilih nahdliyin hampir 70 persen dan basis kiai khos sering jadi punjer nasional punya jaringan luas di nusantara. Wajar kalau selama ini menjadi wilayah ini dijadikan sebagai wilayah kehormatan dan jujukan, karena punya efek bandwagon politik yang kuat di Indonesia,” ujarnya, Minggu (7/5/2023).
Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (Uinsa) Surabaya, Moh. Syaeful Bahar menyebut, Jatim adalah medan tempur paling menentukan bagi para capres. Terutama bagi capres yang belum kuat basis dukungan di Jatim.
“Dua-duanya, Ganjar maupun Anies belum terbukti punya dukungan di Jatim, maka menjadi rasional jika keduanya melakukan safari politik di Jatim,” kata dia.
Kedua, lanjut Bahar, secara realitas Jatim sebagai penentu bagi para capres. Maka tokoh-tokoh yang memiliki elektabilitas bagus di Jatim akan menjadi primadona bagi para capres untuk dipilih sebagai Cawapres.
Ada nama opsi tokoh asli Jatim. Ketum PKB, Muhaimin Iskandar, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD. “Itu tiga cawapres yang paling populer dan memiliki dukungan kuat di Jatim,” tegas Bahar.
“Ketiganya adalah kader terbaik NU. Dan Jatim adalah kantong terbesar suara NU di Indonesia. Ketiganya adalah putra daerah. Akar dukungan ketiganya sangat kuat di Jatim,” imbuh dia.
Alasan ketiga, sambung Bahar, adalah jumlah pemilih di Jatim merupakan terbesar ke dua di Indoensia setelah Jawa Barat. Maka mengatakan jatim sebagai salah satu suara penentu adalah sesuatu yang realistis.
Pengamat Politik Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya, Tya Roosinda melihat kalau kedua bacapres yang ada, yaitu Ganjar dan Anies masih menjajaki Jatim. Karena keduanya belum terbukti mendapatkan massa yang kuat di sini.
“Baik Pak Ganjar maupun Pak Anies pasti sudah punya peta daerah pemenangan. Kalau di Jateng kan emang tempatnya Pak Ganjar, di Jabar-DKI tempatnya Pak Anies nah Jatim dengan segala titik potensinya bisa jadi incaran yang menarik bagi kedua kandidat,” kata dia.
“Polanya hampir mirip dengan dulu pas Pilpres Pak Prabowo dengan Pak Jokowi,” Tya menambahkan. Menurut Tya, Jatim sangat penting untuk dimenangkan. Karena salah satu kunci. “Kunci utama mungkin masih terlalu dini ya, tapi Jatim salah satu kunci,” ujarnya.(Syf)
Editor: Syafri Ario
(Rupol)