Sebab secara konstitusional, menurutny demokrasi dan nomokrasi adalah prasyarat mutlak. Demokrasi dari waktu ke waktu selalu mendapat atribut tambahan.
RUANGPOLITIK.COM —Sudah ada beberapa Bakal Calon Presiden (Bacapres) yang punya tiket setelah diusung partai, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Namun hingga kini, pasangan keduanya belum ditentukan.
“Aspek ini sangat elementer serta merupakan sebuah keniscayaan untuk hadirnya sosok yang memahami hakikat bernegara serta bagaimana mengelola sebuah negara,” kata Fahri Bachmid dikutip dari keterangan resmi, Rabu (3/5/2023).
Sebab secara konstitusional, menurutny demokrasi dan nomokrasi adalah prasyarat mutlak. Demokrasi dari waktu ke waktu selalu mendapat atribut tambahan.
“Gagasan demokrasi yang paling ideal di zaman modern ini adalah gagasan demokrasi yang berdasar atas hukum ‘constitutional democracy,” ujar Fahri Bachmid.
Secara teoritik, demokrasi berlandaskan atas hukum atau nomokrasi. Nomokrasi sebagai konsep mengakui bahwa yang berkuasa sebenarnya bukanlah orang, melainkan hukum atau sistem itu sendiri.
“The rule of law and not of man. Pemerintahan oleh hukum, bukan oleh manusia, jadi hakikatnya hukum sebagai ‘benchmarking’ yang harus dijadikan rujukan oleh semua pihak, termasuk yang kebetulan menduduki jabatan kepemimpinan itu,” urai Fahri Bachmid.
Untuk itu, kata Fahri Bachmid, pasca constitutional reform memerlukan seorang teknokrat yang memahami sistem dengan kemampuan teknokratisnya.
“Konsep pemahaman ini agar nantinya dalam membentuk pemerintahan, secara derivatif, sang Kepala Negara atau Wakil Kepala Negara dapat memaninkan peran-peran penting secara konstitusional dalam mewujudkan sistem pemerintahan presidensial secara proporsional,” ucapnya.
Apalagi, belakangan kata dia Yusril tampak bersama Prabowo Subianto. Selama dua hari berada bersama-sama di Batusangkar, Sumatera Barat akhir bulan lalu.
“Prof Dr Yusril Ihza Mahendra SH MSc sangat dibutuhkan dan tepat untuk menjadi calon Presiden atau Wakil Presiden,” usulnya.
Ditilik dari segi pengalaman, pengetahuan, pendidikan, karir juga Yusril menurutnya telah banyak memberikan sumbangsih bagi bangsa dan negara. khususnya dalam perkembangan hukum tata negara, dan kepemerintahan.
Yusril mengawali perjalanan karirnya di Istana Negara sebagai penulis pidato Presiden Soeharto dan Presiden BJ Habibie. Yusril juga menjadi bagian penting dalam perjalanan politik bangsa Indonesia.
“Dengan demikian, saya memandang, Prof Yusril sebagai ‘problem solver’ atas masalah kebangsaan kontemporer saat ini. Sekaligus sebagai ‘reformer’ untuk menata dan memperbaiki sistem ketatanegaraan Indonesia kearah yang lebih baik dan maju ke depan sebagai sebuah negara besar,” ungkapnya.
Disisi yang lain, Yusril Ihza Mahendra dinialinya dalam poros koalisi apapun merupakan sebuah sintesa dalam memaknai kepemimpinan nasional.
“Ini sebagai representasi dari kelompok islam yang tentunya sangat signifikan untuk menentukan arah perjalanan bangsa dan negara ini kedepan,”tandasnya.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)