Chandra Mukti mengatakan, gerhana matahari hibrida di Kalimantan Tengah akan dimulai pada pukul 9.39 WIB. Sedangkan puncak gerhana terjadi pada pukul 11.00 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 12.38 WIB
RUANGPOLITIK.COM —Gerhana matahari hibrida akan berlangsung selama 2 jam lebih di Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Kalimantan Timur (Kaltim). Hal itu disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Prakirawan BMKG Tjilik Riwut Palangka Raya, Chandra Mukti mengatakan bahwa gerhana Matahari hibrida dapat dilihat di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah pada Kamis, 20 April 2023. Durasi berlangsungnya fenomena itu adalah selama 2 jam 48 menit.
“Secara umum, durasi gerhana yang teramati di Kalimantan Tengah rata-rata adalah 2 jam 48 menit,” katanya, Rabu, 19 April 2023 malam.
Chandra Mukti mengatakan, gerhana matahari hibrida di Kalimantan Tengah akan dimulai pada pukul 9.39 WIB. Sedangkan puncak gerhana terjadi pada pukul 11.00 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 12.38 WIB.
“Gerhana yang teramati dari Kalimantan Tengah adalah gerhana matahari sebagian dan puncak gerhana terjadi pada pukul 11.00 WIB,” tuturnya.
Chandra Mukti pun mengingatkan seluruh masyarakat di Kalteng untuk tidak melihat secara langsung ke arah Matahari ketika proses gerhana berlangsung. Pasalnya, hal ini bisa merusak organ mata
“Jangan melihat proses gerhana secara langsung, karena radiasi yang ditimbulkan dapat merusak mata, sehingga jika akan melihat, maka harus menggunakan kaca mata khusus yang dapat memfilter,” ujarnya.
Begitu juga di Kalimantan Timur (Kaltim), gerhana Matahari hibrida diprakirakan akan berlangsung selama 2 jam 45 menit. Fenomena tersebut akan dimulai pukul 11.00 WITA hingga pukul 13.45 WITA.
“Saya ingatkan kepada seluruh masyarakat untuk tidak melihat secara langsung ke arah matahari ketika proses gerhana berlangsung, karena hal ini bisa merusak organ mata,” ujar Kepala Stasiun Geofisika BMKG Stasiun Balikpapan Rasmid, Rabu, 19 April 2023.
Dia kembali memberikan penekanan mengenai larangan tidak melihat proses gerhana matahari hibrida secara langsung. Pasalnya, radiasi yang ditimbulkan dapat merusak mata, sehingga jika akan melihat, maka harus menggunakan kaca mata khusus yang dapat memfilter.
Adapun Gerhana Matahari hibrida yang diprakirakan berlangsung selama 2 jam 45 menit tersebut dimulai dari waktu kontak awal pukul 11.00 WITA. Kemudian puncak waktu Gerhana Matahari hibrida sekira pukul 12.15 WITA, selanjutnya waktu kontak akhir yang diprakirakan terjadi pukul 13.45 WITA.
Rasmid menjelaskan, Gerhana Matahari hibrida merupakan peristiwa Gerhana Matahari total dan cincin yang terjadi secara berurutan dalam satu fenomena gerhana. Namun, untuk Gerhana Matahari cincin tidak dapat diamati di wilayah Indonesia.
“Gerhana Matahari total besok hanya akan terjadi di daerah di Indonesia, yakni di Kupang dan Manokwari. Sedangkan untuk wilayah Kalimantan, termasuk di Kaltim, hanya akan mengalami Gerhana Matahari parsial (sebagian), sekitar 60 persen,” ucapnya.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)