Dia mempekerjakan anak muda sekitar rumahnya. Sedikitnya ada 13 remaja. Mereka bekerja paruh waktu. Sebagian memang ada yang menganggur. Beberapa lainnya masih kuliah dan sekolah
RUANGPOLITIK.COM —Lemang, kuliner tradisional khas Kota Pontianak, Kalimantan Barat menjadi salah satu menu favorit untuk berbuka puasa saat Ramadan.
Lemang sendiri menggunakan bahan baku beras ketan dicampur dengan santan kelapa. Cara memasaknya unik sekaligus khas. Adonan itu, dimasukkan dalam seruas bambu yang di dalamnya dilapisi daun pisang.
“Kemudian kita siram dengan santan. Batangan bambu berisi adonan Lemang lalu dibakar,” kata seorang pembuat Lemang, Abdul Kecapi, di Pontianak, Selasa (28/3/2023).
Dia mempekerjakan anak muda sekitar rumahnya. Sedikitnya ada 13 remaja. Mereka bekerja paruh waktu. Sebagian memang ada yang menganggur. Beberapa lainnya masih kuliah dan sekolah.
“Bantu mereka untuk menambah uang buat lebaran nanti. Yang sekolah atau kuliah membantu menjualkan di sore hari. Sementara yang nganggur memproduksi di pagi hari,” ujar Abdul.
Tim kecil di rumah produksi Iwan ini, tampak sudah piawai membuat lemang. Mulai dari menyiapkan bambu, membelah daun pisang sampai meracik bumbu adonan hingga memasaknya sampai matang.
“Lemang yang berjejer di atas tungku itu kemudian ditunggu. Di bolak balik bagian sisi-sisinya. Dijaga apinya. Agar kematangannya sempurna,” jelas Abdul.
Di saat Ramadan, Abdul kebanjiran orderan. Setidaknya dia menyiapkan beras ketan hingga 130 kilogram bahkan lebih dalam sehari. Produksi Lemang, dimulai sejak usai salat subuh hingga matahari mulai meninggi.
“Dari persiapan subuh itu. Kemudian jam 8 pagi kita sudah siap untuk membakar Lemang. Matangnya baru tiga jam kemudian,” tambahnya.
Bahan baku yang dibutuhkan, didapatkan dari pasar tradisional yang ada di Pontianak. Tak ada kesulitan untuk mendapatkannya. Cuma, daun pisang saja yang biasanya kehabisan.
“Kalau bambu aman, banyak. Daun pisang kita kemarin ambil di Mempawah. Karena ada yang dari daerah kena banjir, jadi tak bisa dipakai daun pisangnya,” katanya.
Lemang buatan Iwan ini, dijual ke setiap sudut Kota Pontianak. Dijajakan di pinggir-pinggir jalan, hingga mejeng di pasar-pasar juadah. Harga Lemang per batang bambu dipatok Rp 30.000.
“Dari kami Rp 30.000. Nanti oleh peraih (pengecer) dijual harganya beda lagi per batang. Yang beli bukan cuma orang Muslim, yang lainnya juga ada,” tandas abdul.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)