RUANGPOLITIK.COM — Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia (IPI), Direktur Eksekutif IPI Burhanuddin Muhtadi mengatakan jika tren menunjukkan dukungan terhadap Prabowo terlihat terus meningkat. Dukungan kepada Ganjar stagnan, sedangkan Anies terlihat menurun.
“Prabowo dukungannya cenderung meningkat, Ganjar relatif stagnan dan Anies terlihat ada pola penurunan, hingga simulasi head to head dua calon,” kata Burhanuddin, Minggu (26/3/2023).
Berikut urutan elektabilitas capres 3 nama teratas berdasarkan hal survei IPI terbaru:
1. Ganjar Pranowo 36,8%
2. Prabowo Subianto 27%
3. Anies Baswedan 26,8 %
IPI mengklaim penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling berasal dari seluruh provinsi di Indonesia. Responden diwawancarai dengan metode tatap muka. Ia menjelaskan cukup jarang terlihat pola elektabilitas capres yang menurun kemudian tiba-tiba meningkat.
“Terus terang kita agak jarang mendapatkan pola elektabilitas yang menurun, tiba-tiba meningkat. Inikan elektabilitas Pak Prabowo setahun terakhir, cenderung turun kemudian tiba-tiba meningkat dalam beberapa bulan terakhir,” kata Burhanuddin.
Burhanuddin menyoroti menyebut Jokowi sudah menyampaikan dukungannya ke Prabowo sejak November tahun lalu. Bahkan hal itu disampaikan secara terang-terangan.
“Jadi kita coba cek, ada tidak efek Jokowi. Yang sebelah kiri adalah gambaran Jokowi endorsement kepada Prabowo. Pak Jokowi kan semenjak bulan November berkali-kali mengatakan kode bahkan kodenya terlalu terang benderang menyebut 2024 jatahnya Pak Prabowo, nenteng Pak Prabowo ke sana ke mari,” tutur Burhanuddin.
Sementara, Burhanuddin menilai kode endorsement Jokowi terhadap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tak disampaikan secara eksplisit. Menurutnya beberapa bulan belakangan isyarat dukungan Jokowi lebih tampak jelas ke Prabowo.
“Kemudian kalau untuk Ganjar ada kodenya tapi biasanya pakai bahasa yang high profile, high context, misal rambut putih. Beberapa bulan belakangan saya kira lebih banyak ke Prabowo,” ujarnya.
Ia menyebut pemilih Jokowi di 2019 yang akan memilih Prabowo cenderung akan habis apabila tanpa endorsement. Namun, paparnya, hal ini berbeda saat Jokowi memberikan dukungan ke Prabowo.
“Kalau tidak ada endorsement Pak Jokowi, pemilih Pak Jokowi yang memilih Pak Prabowo tinggal menunggu waktu untuk habis. Ini trennya,” tutur Burhanuddin.
“Kemudian ada endorsement Jokowi mengalami kenaikan. Nah kalau kita bandingkan dengan tren yang belum ada endorsement, dengan ada endorsement, itu kenaikannya kurang lebih 2 persen,” tukasnya.
Survei ini digelar selama periode Februari dan Maret 2023. Adapun selama Februari melibatkan 1.200 responden dengan margin of error +/- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Sementara di bulan Maret melibatkan 800 orang responden dengan margin of error +/- 3,5 % pada tingkat kepercayaan 95%.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)