• Login
No Result
View All Result
Ruang Politik
  • Home
  • Nasional
  • Kilas Update
  • Daerah
  • RuangPolling
  • RuangTokoh
  • RuangOpini
  • Home
  • Nasional
  • Kilas Update
  • Daerah
  • RuangPolling
  • RuangTokoh
  • RuangOpini
No Result
View All Result
Ruang Politik
No Result
View All Result
Iklan Iklan Iklan
Home Kilas Update

Qodari: Polarisasi Politik Berbahaya Secara Psikologi Politik Matikan Karakter Seseorang

by Rupol
21 Maret 2023
in Kilas Update
432 9
Qodari: Polarisasi Politik Berbahaya Secara Psikologi Politik Matikan Karakter Seseorang
472
SHARES
1k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

RUANGPOLITIK.COM — Laboratorium Psikologi Politik UI menyebutkan, polarisasi atau terbelahnya masyarakat karena perbedaan sikap politik bukan lagi dianggap mitos, tetapi nyata dan hidup di masyarakat Indonesia.

Mengutip hasil survei Laboratorium Psikologi Politik UI, menunjukkan bahwa masyarakat terpolarisasi menjadi 2 kelompok dengan ukuran proporsional (43 persen vs 57 persen). Kluster 1 memiliki posisi relatif pada ujung spektrum kiri yaitu kelompok pro Jokowi yang relatif sekuler kearah moderat, puas terhadap kinerja pemerintah, relatif tidak berprasangka terhadap kekuatan ekonomi asing dan aseng. Sementara kluster 2 memiliki positif relatif pada ujung spektrum kanan dalam ideologi politik dimensi keagamaan.

RelatedPosts

Ammar Zoni Kembali Ditangkap Polisi Gegara Narkoba

Erick Thohir Tunjuk Tsamara Amany Jadi Stafsus

Houthi Siap Perangi Israel

Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari sepakat bahwa polarisasi bukan sekedar mitos tapi nyata di masyarakat. Ia mengungkapkan tiga variabel yang menimbulkan polarisasi politik. Pertama, pemikiran dan aksi para tokoh politik; Kedua, pembelahan (cleavages) di Indonesia; Ketiga, problem desain konstitusi soal ketentuan pemenang 50% +1 dalam pilpres.

Khusus tentang ketentuan pemenang 50% +1 dalam pilpres, Qodari menyebut hal itu sebagai problem desain konstitusi. Sehingga dinilai sebagai pemicu lahirnya polarisasi politik ekstrem di masyarakat.

“Jadi kita ini mohon maaf, saya melihat salah salah satu problemnya ada di desain konstitusi kita, dengan berat hati, di mana problemnya, di aturan mengenai pemenang pilpres harus 50%+1,” ujar Qodari, dilansir dari JawaPos.com, Selasa (21/3/2023).

Dikatakan Qodari, pada Pilpres 2024 mendatang meskipun diikuti oleh lebih dari dua pasang calon presiden dan calon wakil presiden, pada akhirnya akan mengkerucut menjadi hanya dua pasang calon.

Pasalnya, tambah Qodari, untuk meraih suara yang diamanatkan konstitusi tergolong tidak mudah diraih oleh masing-masing paslon capres-cawapres.

“Dengan aturan 50%+1 maka calon dipaksa ujungnya menjadi dua, mau nanti 2024 ini ada 4 pasang 3 pasang itu ujungnya pasti 2, karena sangat sulit bagi calon manapun untuk menang dalam satu putaran,” paparnya.

Dari beberapa hasil survei, kata Qodari, tiga nama papan atas calon presiden 2024 antara Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan suara dukungannya relatif sama, tidak ada perbedaan yang signifikan.

“Karena multi partai dan calonnya pada hari ini ada tiga calon yang kekuatannya relatif sama Ganjar, Anies, Prabowo itu elektabilitasnya nggak beda-beda jauh, sulit untuk bisa mencapai 50% + 1 dalam satu putaran,” urai Qodari.

“Ujung-ujungnya nanti akan dua putaran, entah Ganjar lawan Anies Ganjar lawan Prabowo atau Prabowo melawan Anies kalau itu terjadi pasti nanti akan dibelah lagi seperti ini, calon Islam vs non Islam,” imbuhnya.

Lanjut Qodari, ia khawatir saat terjadi dua pasang calon maka polarisasi dari dimensi agama akan kembali tersematkan seperti Pilpres 2019 lalu.

“Kalau Ganjar lawan Anies, Ganjar calon Kristen, Anies calon Islam pasti gitu, kalau Anies lawan Prabowo, Prabowo jadi calon Kristen, Anies calon Islam.” ucapnya.

Berkaca pada Pilpres 2019, kata Qodari, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sudah jelas dari keluarga muslim masih saja dicap sebagai non muslim, keturunan PKI dan seterusnya. Hal itu bisa terjadi pada Prabowo Subianto dimana mayoritas berasal dari keluarga non muslim.

“Jokowi yang gak ada Kristennya bisa jadi calon Kristen, nah Prabowo ibunya Kristen, kakaknya Katolik, adiknya Kristen. Katakanlah Ganjar lawan Prabowo, Ganjar jadi Kristen, Prabowo balik jadi Islam, apa gak lucu kita. Sementara kita sudah tahu bahwa memang itu yang dimakan, bukan hanya oleh masyarakat tetapi juga oleh elit,” sesalnya.

Selain pilpres, Qodari juga menyatakan problem desain konstitusi juga terjadi pada Pilkada DKI Jakarta yang mengharuskan 50%+1 untuk keluar sebagai pemenang.

“Pilkada Jakarta, kenapa Pilkada Jakarta panas? Gara-gara UU khusus Jakarta lex specialis yang mengatur bahwa pemenang gubernur itu harus 50% berbeda dengan aturan pilkada lainnya,” kata Qodari.

Oleh sebab itu, Qodari berkesimpulan terjadinya polarisasi ekstrem karena berakar dari konstitusi, untuk mencegahnya harus dilakukan perubahan.

“Jadi menurut saya dari kacamata ilmu politik salah satu penyebab atau pengkutuban yang ekstrem di kita itu adalah desain konstitusi atau desain aturan dan itu harus diubah. Kalau konstitusi lewat amandemen UUD 1945,” tukasnya.

Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)

 

Previous Post

LSI: Dukungan Jokowi Membuat Elektabilitas Prabowo Melesat

Next Post

Kritikan Mahfud MD Bicara Lemahnya Integritas dan Transaksional Hukum

Rupol

Next Post
Kritikan Mahfud MD Bicara Lemahnya Integritas dan Transaksional Hukum

Kritikan Mahfud MD Bicara Lemahnya Integritas dan Transaksional Hukum

Recommended

Ilustrasi Pemilu Serentak 2024/RuPol

Menggaet Ceruk Undecided Voters di Pemilu 2024, Begini Strategi Paslon…

1 tahun ago
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (kanan)memberikan keterangan terkait rancangan desain interior Istana Presiden di IKN, Rabu 13 Desember 2023./Biro Set Pres/Biro Pers Sekretariat Presiden

Menteri PUPR: Jokowi Sudah Teken Desain Interior Istana Presiden di IKN

1 tahun ago

Trending

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil/Ist

Tegas! Tak Tuntaskan Kasus Brigadir J, KP3 Desak Kapolda Metro Jaya Mundur

3 tahun ago
Habib Umar Alhamid/Ist

Puji Kepemimpinan SBY, Habib Umar Alhamid: Jangan Ada Lagi Petugas Partai Pimpin Negeri Ini

2 tahun ago

Popular

Ilustrasi Kucing/Ist

Polisi Turun Tangan, Belasan Kucing Mati Mendadak di Sunter Jakut

2 tahun ago
Ilustrasi Pegambilan Uang/Ist

Sosok SB dan DY yang Disebut Sri Mulyani Punya Transaksi Jumbo, Mulai Terungkap?, Ini Faktanya…

2 tahun ago
Gus Muhaimin: Ajak Masyarakat, Jangan Pilih Parpol yang Tidak Lolos ke Parlemen

Gus Muhaimin: Ajak Masyarakat, Jangan Pilih Parpol yang Tidak Lolos ke Parlemen

3 tahun ago
Bernada Sindiran, Ganjar-Mahfud: Kami Perintis Bukan Pewaris

Bernada Sindiran, Ganjar-Mahfud: Kami Perintis Bukan Pewaris

2 tahun ago
Melon Indonesia Hadirkan Playlist ‘Erick Thohir’s /Ist

Melon Indonesia Hadirkan Playlist ‘Erick Thohir’s Favourite Hits’ di Aplikasi Langit Musik

3 tahun ago
  • Personalia
  • Kerjasama & Iklan
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2023 Ruangpolitik.com - Smart Guide In Election

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Kilas Update
  • Daerah
  • RuangPolling
  • RuangTokoh
  • RuangOpini

Copyright © 2023 Ruangpolitik.com - Smart Guide In Election

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In