RUANGPOLITIK.COM — Rentetan skandal yang menjerat petinggi Kementerian Keuangan mulai terungkap satu per satu. Uang senilai Rp 300 triliun yang berseliweran di Kementrian Keuangan menjadi sorotan yang sangat panas. Hal ini juga disorot oleh Presiden BEM KM Institut Pertanian Bogor (IPB) Muhammad Yuza Augusti yang juga menjadi Koordinator Pusat Aliansi BEM SI 2022.
“Kami melihat peristiwa ini menjadi sebuah momentum transparansi besar-besaran. Bagaimana masyarakat mengetahui perlakuan asli para pejabat negeri. Dengan momentum seperti ini juga menjadi kesempatan besar bangsa kita menyelesaikan sumber masalah yang belum pernah tersentuh sebelumnya,” ungkap Muhammad Yuza kepada RuPol, Jum’at (10/3/2023).
Yuza juga cukup prihatin dengan adanya transaksi uang besar yang beredar di Kemenkeu. Dan ia berharap bahwa ini menjadi tugas berat bagi Kementrian Keuangan untuk berbenah terutama mengembalikan kepercayaan publik.
“Kemenkeu perlu banyak berbenah tidak hanya bu Sri Mulyani saja yang bisa dikatakan harus merefleksikan dirinya, pejabat lain di Kemenkeu perlu untuk bantu menyelesaikan masalah seperti ini,” ungkap aktivis mahasiswa ini.
Ia juga berharap kasus besar ini bisa segera diusut dan diselesaikan melalui perangkat hukum yang tepat, agar tak hanya menjadi isu di permukaan saja dan kemudian menguap seperti angin.
“Bapak Presiden harus bisa bertindak tegas kepada para eksekutor di Kementerian Keuangan agar bisa diselesaikan sesegera mungkin. Jangan sampai masalah ini akhirnya menjadi angin lewat saja,” pungkasnya.
Kritikan keras juga datang dari ekonom senior Fuad Bawazier yang mendesak Menkeu Sri Mulyani Indrawati untuk mundur dari jabatannya sebagai Menkeu.
“Bermula dari kasus Mario Dandy memukuli anak petinggi Ansor, lalu ke ayahnya, Rafael Alun, yang akhirnya jadi pintu pandora skandal besar di Ditjen Pajak pada umumnya. Kini merambat sampai ke Menteri Keuangan yang dituntut mundur berbagai pihak,” kata Fuad, Kamis (9/3/2023).
Mantan Menteri Keuangan era Soeharto itu juga menambahkan, melalui sejumlah analisa yang mengemuka, Sri Mulyani Indrawati dinilai telah kehilangan kepekaan (no sensitivity), karena telah terlalu lama menjabat.
“SMI merasa sebagai godfather Kemenkeu, dan percaya diri sebagai menteri keuangan terbaik di dunia,” ungkap Ekonom Senior ini.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)