RUANGPOLITIK.COM – Meledaknya depo Pertamina Plumpang Jakarta Utara pada Jumat (3/3/2023) malam lalu berakibat munculnya korban jiwa warga sekitar yang lokasi rumahnya memang dekat dengan lokasi terbakarnya depo.
Menanggapi hal ini pengamat perkotaan Yayat Supriatna mengatakan harus ada langkah yang diambil oleh pemerintah DKI maupun Pertamina.
“Harus ada relokasi bagi warga yang tinggalnya sangat dekat dengan depo penampungan tersebut,” kata Yayat dalam perbincangannya dengan RuPol, Senin (6/3/2023).
Dia menilai, radius yang paling aman sebenarnya sangat situasional, namun radius terdekat ya antara 200 meter hingga 300 meter dari jarak tangki terdekat. Lalu disarankan rumah jangan menempel dengan tembok dan diberikan papan peringatan serta dijadikan zona terlarang untuk membangun rumah.
“Harus dipikirkan siapa nanti yang akan mengawasi di lapangan Karena kita lemah dalam pengendalian tata ruangnya. Kecuali kalau dibuat buffer zone dalam konteks RTH atau jalur air pembatas atau tembok lapis kedua yang jaraknya cukup jauh dari tembok lapis pertama,” jelas Yayat.
Dia juga menuturkan jika depo Plumpang Jakarta Utara itu dibangun tahun 1974 dan pada saat itu wilayah tersebut masih sangat sepi permukiman karena dinilai masih wilayah pinggiran.
“Namun padatnya penduduk yang terus meningkat saat ini Depo tersebut Jadi terkepung permukiman,” tutupnya.
Hal senada sebelumnya juga sudah disampaikan oleh Presiden Jokowi saat mengunjungi peristiwa kejadian, Minggu (6/3/20230.
“Saya sudah perintahkan kepada Menteri BUMN dan juga Gubernur DKI untuk segera mencari solusi dari kejadian yang terjadi di Plumpang. Terutama, karena ini zona yang bahaya. Tidak bisa lagi ditinggali, tetapi harus ada solusinya,” tegasnya.
Jokowi menyampaikan wacana relokasi Depo Pertamina Plumpang atau warga masih dalam tahap kajian. Pemprov DKI dan BUMN akan segera sampaikan keputusannya.
“Ini yang baru nanti dibicarakan, ada pilihan-pilihan, ada opsi-opsi apakah deponya yang digeser apakah masyarakatnya yang digeser. Kalau digeser tanahnya di mana. Tapi harus segera ditemukan solusinya,” tukasnya. (DNG)
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)