Saya kan di parlemen ini kan mencium baunya, harumnya. Mendengar ada kebisingan, ya kan. Seperti itu, itu aja. Apakah betul atau tidak ya, PPATK lah yang lacak. Kan begitu
RUANGPOLITIK.COM — Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K Harman mengkritik PPATK karena tak memaparkan dengan tegas soal aliran dana hasil transaksi ilegal lari ke modal pemilu, perjudian hingga narkotika.
Ia mengatakan ada isu dana besar untuk penundaan Pemilu 2024 tersebut sudah diketahui banyak orang. Benny sendiri mengendus isu dana besar untuk penundaan pemilu di MPR/DPR.
“Semua tahu itu. Saya kan di parlemen ini kan mencium baunya, harumnya. Mendengar ada, kebisingan ya kan. Seperti itu,” kata Benny di Kompleks Parlemen, Rabu (15/2).
Isu dana besar penundaan Pemilu itu dilontarkan Benny dalam rapat bersama Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Selasa (14/2).
“Saya dengar dananya banyak sekali untuk penundaan pemilu, pakai dana untuk menunda pemilu banyak sekali dana-dana itu, yang enggak nampung lewat bank bisa langsung,” katanya.
Anggota Komisi III DPR itu meminta PPATK membuka mata dan menelusuri dugaan aliran dana hasil transaksi ilegal untuk penundaan Pemilu.
“Saya kan di parlemen ini kan mencium baunya, harumnya. Mendengar ada kebisingan, ya kan. Seperti itu, itu aja. Apakah betul atau tidak ya, PPATK lah yang lacak. Kan begitu,” ucap Benny.
Sementara itu, Kepala PPATK Ivan Yustiavandana tak membantah soal kabar aliran dana besar hasil transaksi ilegal untuk modal pemilu. Namun, dia tak menjawab apakah dana tersebut salah satunya digunakan untuk penundaan pemilu.
Ivan enggan membeberkan angka pasti dari uang tersebut. Dia hanya menyebut nominal mencapai triliunan Rupiah.
“Jumlah agregatnya ya kita enggak ada, enggak bisa saya sampaikan di sini, pokoknya besar ya, triliunan angkanya,” katanya, Selasa (14/2).(Syf)
Editor: Syafri Ario
(Rupol)