• Login
No Result
View All Result
Ruang Politik
  • Home
  • Nasional
  • Kilas Update
  • Daerah
  • RuangPolling
  • RuangTokoh
  • RuangOpini
  • Home
  • Nasional
  • Kilas Update
  • Daerah
  • RuangPolling
  • RuangTokoh
  • RuangOpini
No Result
View All Result
Ruang Politik
No Result
View All Result
Iklan Iklan Iklan
Home Kilas Update

Jokowi Curhat Soal Belanja Iklan Media Diambil Platform Digital

by Ruang Politik
9 Februari 2023
in Kilas Update
447 5
Ilustrasi Iklan Digital/Repro

Ilustrasi Iklan Digital/Repro

483
SHARES
1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Sejarah pers di Indonesia bermula dari produk cetak yakni koran. Belanda yang membawanya ke Batavia, karena Eropa telah ramai dengan adanya surat kabar

RUANGPOLITIK.COM —Presiden Jokowi mengaku sedih melihat belanja iklan telah diambil oleh media digital, terutama dari platform asing, bahkan mencapai 60 persen. Dia pun merancang Perpres, karena menilai industri media konvensional menghadapi tantangan cukup berat.

“Saya mendengar banyak mengenai ini, bahwa sekitar 60 persen belanja iklan telah diambil oleh media digital, terutama platform-platform asing. Ini sedih loh kita,” katanya pada acara puncak peringatan Hari Pers Nasional 2023 di Deli Serdang, Sumatra Utara, Kamis, 9 Februari 2023.

RelatedPosts

Ammar Zoni Kembali Ditangkap Polisi Gegara Narkoba

Erick Thohir Tunjuk Tsamara Amany Jadi Stafsus

Houthi Siap Perangi Israel

Oleh karena itu, Jokowi membuat rancangan peraturan presiden (perpres) tentang keberlanjutan industri media (media sustainability) dapat rampung dalam waktu sebulan. Dia mengatakan, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate telah mengajukan izin prakarsa mengenai rancangan perpres tentang kerja sama perusahaan platform digital dengan perusahaan pers untuk mendukung jurnalisme berkualitas.

“Ada usulan lain, rancangan perpres tentang tanggung jawab perusahaan platform digital untuk mendukung jurnalisme yang berkualitas. Saran saya, kemudian dalam satu bulan ini harus selesai mengenai perpres ini,” tuturnya.

“Jangan lebih dari satu bulan. Saya akan ikut nanti dalam beberapa bahasan mengenai ini,” ujar Jokowi menambahkan.

Sejarah Pers Indonesia
Sejarah pers di Indonesia bermula dari produk cetak yakni koran. Belanda yang membawanya ke Batavia, karena Eropa telah ramai dengan adanya surat kabar.

Di tahun 1743, Gustaaf Willem Baron van Imhoff diangkat menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Kemudian, Gustaaf mengizinkan penerbitan surat kabar untuk pertama kalinya di Batavia, yaitu Bataviasche Nouvelles en Politique Raisonnementen, atau Berita dan Penalaran Politik Batavia (1744).

Pada mulanya, Belanda menganggap jika pers cuma ladang cuan yang menyampaikan kabar tentang pemerintah.

Semakin lama, Belanda merasa jika masyarakat mereka sangat membutuhkan informasi, dan pers dapat menjadi sarana untuk menyuarakan kabar mengenai pemerintah atau kelompok tertentu. Apalagi, Belanda menganggap jika dokumentasi adalah segalanya.

Maka dari itu, “lalu lintas” pers makin ramai sekitar tahun 1900-an. Banyak surat kabar dan majalah baru yang bermunculan. Mereka menyampaikan kabar dari berbagai peristiwa penting di Hindia Belanda.

Hingga hadirnya surat kabar pertama milik orang Indonesia yaitu Tirto Adhi Soerjo, bernama Medan Prijaji (1910). Adanya Medan Prijaji menjadi permulaan pers untuk menyuarakan kebebasan berpendapat.

Medan Prijaji ini menjadi sarana aspirasi masyarakat untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Bahkan, para tokoh pergerakan Indonesia pun ikut penerbitan surat kabar, seperti Tjokroaminoto, Ki Hajar Dewantara, sampai Bapak Bangsa kita, Soekarno.

Dengan hadirnya banyak surat kabar milik orang Indonesia membuat semangat para penulis berita. Pada 1924, duo serangkai Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara bikin wadah persatuan pers nasional bernama Indische Journalisten Bond. Asosiasi tersebut menjadi tempat perkumpulan wartawan pertama di Indonesia.

Lalu, Mohammad Yamin, W.R. Supratman, dan kawan-kawan bikin Persatoean Djoernalis Indonesia (PERDI) pada tahun 1933 di Solo. Visi PERDI, menjadi wadah untuk pikiran masyarakat yang memajukan perjuangan dan persatuan bangsa, tanpa harus takut dikekang oleh penjajah.

Kelahiran Hari Pers Nasional
Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, keadaan pers Indonesia jadi melesat. Sebelumnya, masyarakat malas membaca koran yang isinya itu-itu saja dan hanya mengabarkan kepentingan kolonial Belanda dan Jepang.

Kemudian setelah kemerdekaan, koran menjadi rebutan masyarakat. Mereka tak mau ketinggalan kabar terbaru tentang Indonesia yang baru saja merdeka.

Pulau-pulau besar di Indonesia mulai memiliki surat kabar sendiri, kayak Jawa Shinbun, Borneo Shimbun, Sumatra Shinbun, sampai Sulawesi Shinbun. Penerbit media massa semakin bermunculan, dan para pencari berita semakin banyak beredar di lapangan.

Para wartawan dari seluruh Indonesia berinisiatif untuk berkumpul di Kota Solo. Mereka berjumpa di Balai Pertemuan Sono Suko (sekarang Gedung Monumen Pers) pada 9-10 Februari 1946. Yang menghadiri tak hanya wartawan, tetapi juga para pemimpin surat kabar dan majalah.

Gedung Monumen Pers di Solo, yang dahulunya adalah balai Sono Suko, tempat disepakatinya Hari Pers Nasional.

Pada saat itu, mereka membahas tentang semangat revolusi dan langkah tegas untuk pindah dari Belanda. Mereka juga membicarakan mengenai solusi dari segala kesulitan di dunia pers, dan mempersatukan kekuatan sebagai pemberi informasi.

Para wartawan ingin punya satu wadah dengan satu tujuan, menghilangkan sisa-sisa penjajah, menegaskan kedaulatan rakyat.

Kemudian, pertemuan tersebut menyepakati dibentuknya organisasi wartawan Indonesia bernama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Semua sepakat menjadikan Mr. Soemanang Soerjowinoto sebagai ketua PWI.

Pada 8 Juni 1946, Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) berdiri menyusul PWI sebagai organisasi penerbit pers di Indonesia.

Hingga era kepemimpinan Suharto, para wartawan generasi 45 masih terus aktif untuk mengorbankan semangat kebangsaan lewat tulisan mereka. Soeharto menyadari akan peran pers Indonesia dan sejarah perjuangannya sejak kolonial Belanda.

Jadi, pada 23 Januari 1985, Soeharto memutuskan untuk menetapkan tanggal 9 Februari sebagai Hari Pers Nasional melalui Keputusan Presiden RI No. 5 tahun 1985.

 

Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)

Tags: Iklan DigitalPresiden Jokowi
Previous Post

Jelang Pemilu 2024, Polri Minta Seluruh Jajarannya Jaga Netralitas di Media Sosial

Next Post

PKB Akan Kunjungi Golkar Besok Bertemu Airlangga, Agenda Pemilu dan Koalisi

Ruang Politik

Next Post
PKB Akan Kunjungi Golkar Besok Bertemu Airlangga, Agenda Pemilu dan Koalisi

PKB Akan Kunjungi Golkar Besok Bertemu Airlangga, Agenda Pemilu dan Koalisi

Recommended

Ilustrasi Pemilu Serentak 2024/RuPol

Menggaet Ceruk Undecided Voters di Pemilu 2024, Begini Strategi Paslon…

1 tahun ago
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (kanan)memberikan keterangan terkait rancangan desain interior Istana Presiden di IKN, Rabu 13 Desember 2023./Biro Set Pres/Biro Pers Sekretariat Presiden

Menteri PUPR: Jokowi Sudah Teken Desain Interior Istana Presiden di IKN

1 tahun ago

Trending

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil/Ist

Tegas! Tak Tuntaskan Kasus Brigadir J, KP3 Desak Kapolda Metro Jaya Mundur

3 tahun ago
Habib Umar Alhamid/Ist

Puji Kepemimpinan SBY, Habib Umar Alhamid: Jangan Ada Lagi Petugas Partai Pimpin Negeri Ini

2 tahun ago

Popular

Ilustrasi Kucing/Ist

Polisi Turun Tangan, Belasan Kucing Mati Mendadak di Sunter Jakut

2 tahun ago
Ilustrasi Pegambilan Uang/Ist

Sosok SB dan DY yang Disebut Sri Mulyani Punya Transaksi Jumbo, Mulai Terungkap?, Ini Faktanya…

2 tahun ago
Bernada Sindiran, Ganjar-Mahfud: Kami Perintis Bukan Pewaris

Bernada Sindiran, Ganjar-Mahfud: Kami Perintis Bukan Pewaris

2 tahun ago
Gus Muhaimin: Ajak Masyarakat, Jangan Pilih Parpol yang Tidak Lolos ke Parlemen

Gus Muhaimin: Ajak Masyarakat, Jangan Pilih Parpol yang Tidak Lolos ke Parlemen

3 tahun ago
Tiga pasang capres-cawapres versi menggemaskan/Instagram Farisalmn

Ujang Komarudin: Nomor Urut Mudahkan Sosialisasi Bukan Naikkan Elektabilitas

2 tahun ago
  • Personalia
  • Kerjasama & Iklan
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2023 Ruangpolitik.com - Smart Guide In Election

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Kilas Update
  • Daerah
  • RuangPolling
  • RuangTokoh
  • RuangOpini

Copyright © 2023 Ruangpolitik.com - Smart Guide In Election

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In