Ditekankan Kemenkes, PeduliLindungi tetap bermanfaat melindungi saat setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah dicabut
RUANGPOLITIK.COM —Aplikasi PeduliLindungi diharapkan tidak dihapus dari ponsel menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Imbauan itu keluar saat varian Covid-19 Kraken dipastikan masuk ke Indonesia.
PeduliLindungi, menurut Kemenkes, masih memiliki manfaat yang mampu mengontrol penularan Covid-19 terutama saat memasuki ruang publik.
Ditekankan Kemenkes, PeduliLindungi tetap bermanfaat melindungi saat setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah dicabut.
“Jangan hapus PeduliLindunginya. Ingat, masih ada manfaatnya,” ujar Siti Nadia Tarmizi selaku Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes kepada awak media.
“PeduliLindungi masih bermanfaat bagi kita semua. Walaupun beberapa mal sudah tidak mewajibkan PeduliLindungi, tapi dia bisa memutus mata rantai penularan bahwa orang yang positif tidak akan mungkin bisa memasuki tempat umum dan sebagainya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Nadia memaparkan terkait manfaat PeduliLindungi sebagai layanan kesehatan bagi mereka yang menjalani isolasi mandiri akibat Covid-19.
Sejauh ini, PeduliLindungi sudah bekerja sama dengan 17 platform kesehatan dengan jangkauan 14 area besar di Indonesia.
Menurut data Kemenkes, PeduliLindungi mencatat sebanyak 576.978 pasien Covid-19 nampak menghubungi telemedisin untuk mendapat paket obat sepanjang 31 Desember 2022-17 Januari 2023.
Bahkan, sejumlah besar pasien Covid-19 dapat menikmati metode pengambilan obat melalui kurir paket hingga ojek online dengan biaya ditanggung masing-masing.
Keberadaan PeduliLindungi juga dianggap membantu pemerintah melewati transisi dari pandemi menjadi endemi.
Artinya, Covid-19 akan seperti penyakit menular lain yang tetap ada, tapi bisa dijaga agar tak terjadi kejadian luar biasa.
“Mungkin ada orang biasa terinfeksi Covid-19, tapi jangan sampai meninggal. Sama seperti demam berdarah yang tetap ada, tapi jangan sampai terjadi kejadian luar biasa,” ujarnya menuturkan.
Selain itu, upaya pemerintah untuk menahan potensi penyebaran varian baru Covid-19 masih terus dilakukan seperti penambahan jumlah laboratorium di berbagai daerah Indonesia.
“Kita juga sudah perluas, dari yang semula hanya 16 laboratorium menjadi 41 laboratorium,” ujarnya lagi.
Kemenkes Laporkan Varian Omicron Kraken di Indonesia
Kemenkes merilis kabar terdeteksinya Omicron Kraken di Indonesia yang menimpa warga negara asal Polandia yang berada di Balikpapan, Kalimantan Timur.
“Sejauh ini, baru satu kasus Kraken yang dilaporkan di Indonesia,” ujar Nadia membeberkan.
Detailnya, warga negara Polandia itu masuk ke Indonesia pada 6 Januari 2023 lewat Jakarta. Kemudian, dia menuju ke Balikpapan pada 7 Januari 2023.
Selama beberapa hari, pasien itu tak bergejala hingga baru terdeteksi saat melakukan tes PCR sebagai syarat masuk kapal.
“Pasien ini gejalanya batuk ringan. Setelah isolasi mandiri selama delapan hari, sudah negatif,” ujarnya lagi.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)