Karna disitu terlihat kompetisi para caleg, jadi caleg dipaksa untuk berkompetisi untuk mendapatkan suara tinggi untuk duduk menjadi anggota dewan
RUANGPOLITIK.COM — Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menanggapi pernyataan Politisi PKB, Lukman Edy yang mengatakan sistem pemilu tertutup tidak membunuh demokrasi.
Menurut Ujang sistem pemilu proporsional terbuka masih tetap yang cocok untuk sistem pemilu di Indonesia. Alasan Ujang adalah karna sistem pemilu terbuka pemilih mengenal calegnya sedangkan proporsional tertutup tidak karna yang menentukan caleg yang duduk di legislatif adalah partai.
“Karna disitu terlihat kompetisi para caleg, jadi caleg dipaksa untuk berkompetisi untuk mendapatkan suara tinggi untuk duduk menjadi anggota dewan. Nah kalau tertutup kan gak, duduk santai tidur pun jadi, karna yang menentukan partai politik,” ujar Ujang, Rabu (18/1/23).
Kemudian kata Ujang, sistem pemilu proporsional terbuka akan membuka relasi hubungan antara konstituen pemilihnya dengan caleg dan ada interaksi serta ikatan emosional dengan pemilih.
Sedangkan sistem pemilu proporsional tertutup tidak ada interaksi antara caleg dan pemilih. “Dia ga bakal turun tapi menang, dia dak tau siapa yang bakal dipilihnya,” kata Ujang.
Ujang mengatakan pemilu harus berkompetisi dengan sehat, sistem yang paling cocok adalah sistem pemilu proporsional terbuka. “Jadi saya sih melihat bahwa memilih partai dengan calegnya masih yang pas di sistem pemilihan kita,” paparnya.
Kata Ujang setidaknya dari dua alasan itu selain alasan lainnya bahwa sistem pemilu terbuka masih cocok untuk Indonesia.
“Sistem pemilu terbuka sudah beberapa kali dijalankan, masa bongkar pasang diubah lagi. Kapan bangsa ini bisa maju karna sistem yang sudah ditata, sudah jalan sudah pas di mundurkan lagi,” pungkasnya. (Syf)
Editor: Syafri Ario
(Rupol)