RUANGPOLITIK.COM— Badai yang menerjang para komisioner KPU sungguh memprihatinkan. Hal-hal mencurigakan yang memantik mulai pudarnya kepercayaan publik tak pelak menyerang KPU. Mulai dari upaya penjegalan terhadap parpol saat proses verifikasi, intervensi KPUD pada tingkat propinsi/kabupaten dan kabar teranyar dugaan pelecehan seksual Ketua KPU Hasyim Asy’ari terhadap wanita emas. Yang berbuntut dilaporkannya para komisioner KPU ini ke DKPP.
Akibat hal ini, integritas dan independensi KPU untuk menyelesaikan hajat Pemilu yang akan berlangsung pada 2024 mendatang menjadi sebuah persoalan serius. Menurut pengamat politik Dedi Kurnia Syah Putra, Direktur Indonesia Political Opinion (IPO) saat dihubungi RuPol, Jumat (30/12) kondisi ini sudah terlalu parah. Sehingga profesionalitas dan netralitas KPU dipertanyakan.
“Banyaknya persoalan yang dihadapi KPU, termasuk kecurigaan publik terkait upaya KPU gagalkan salah satu partai, dan polemik yang kian ramai, menandai profesionalitas KPU dipertanyakan. Bahkan, cenderung menguatkan dugaan publik jika formasi KPU hari ini kental nuansa politis, ” jelas Dedi.
Sehingga hal ini dampak buruknya akan menimbulkan mosi tak percaya rakyat terhadap lembaga negara yang harus independen dan lepas dari segala kepentingan.
“Kredibilitas Pemilu terancam dengan komisioner yang tidak memiliki integritas cukup, ada baiknya mereka mengundurkan diri atau diadakan pengusutan secara serius terhadap komisioner indisipliner, ” tegas Dedi.
Sehingga jika hal ini tidak dievaluasi maka hal ini akan berdampak buruk terhadap hasil Pemilu mendatang. Karena belajar dari proses sebelumnya mengenai kecurangan Pemilu dan hasil rekapitulasi data akan sangat berimbas kepada persoalan politik bangsa. (IY)
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)