RUANGPOLITIK.COM— Belum ada tanda Koalisi Perubahan untuk deklarasi dianggap memberi dampak buruk terhadap koalisi. Dan ini semacam warning jika Demokrat diprediksi akan hengkang dari koalisi bergabung dengan pemerintah.
Menurut pengamat politik Ray Rangkuti menyebut Partai Demokrat berpeluang masuk dalam Kabinet Presiden Joko Widodo. Karena dalam koalisi ini masih gagal menentukan siapa cawapres Anies-Sandi Baswedan.
Ray menilai, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) lebih memilih cabut apabila tak ada kepastian dirinya menjadi cawapres. Kepergian Demokrat berakibat fatal, karena akan menggagalkan pencapresan Anies.
“Makanya ini menurut saya harus saling intip nih antara jadwal pengumuman reshuffle dengan jadwal pengumuman calon wakil presidennya Anies,” kata Ray, Kamis (29/12).
“Kalau terlalu lama bisa jadi Demokrat ikut gabung dengan koalisi pemerintah, wasalam deh capresnya Anies,” sambungnya.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani itu menduga Partai Demokrat tidak akan menolak apabila mendapat tawaran masuk kabinet, apalagi jika Jokowi berani menawarkan dua jumlah kursi sekaligus.
“Bacaan saya sih mungkin, anda bisa bayangkan di tawarkan dua kursi, yang ikut berjuang habis-habisan dengan Pak Jokowi aja gak lebih dari empat kursi, kebanyakan dapat tiga kursi, kalau anda gak berjuang apa-apa tapi dapat dua kursi kan hebat,” tuturnya.
Ray menjelaskan, secara hitung-hitungan Demokrat akan lebih diuntungkan apabila bergabung dengan pemerintah. Karena punya kesempatan untuk merasakan kekuasaan dalam sisa waktu yang ada.
“Luas biasa itu walaupun cuma hanya satu setengah tahun di dalamnya, toh pada akhirnya tetap gak jadi calon wakil presiden di koalisi perubahannya Nasdem kok. Jadi lebih baik ikut berkuasa, ikut koalisi KIB” pungkasnya.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)