RUANGPOLITIK.COM — Sebelumnya Presiden Jokowi menyindir pihak-pihak yang kerap menuduh dirinya serta Istana karena dianggap selalu mengintervensi segala hal. Padahal ditegaskan Jokowi hal itu tidak pernah dilakukan.
“Tapi yang paling enak itu memang mengkambinghitamkan, menuduh presiden, Istana, Jokowi, paling enak itu. Paling mudah dan paling enak,” kata Jokowi di HUT ke-16 Partai Hanura di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (21/12).
Menurut partai NasDem yang selama ini berada dalam satu gerbong pemerintahan Jokowi, hal tersebut manusiawi dan wajar. Hal itu disampaikan Ketua DPP Partai NasDem Effendi Choirie saat mengatakan Jokowi merupakan manusia biasa.
Effendi Choirie atau biasa disapa Gus Choi mengatakan sebagai manusia, Jokowi atau dirinya sekalipun tentu tidak bisa sempurna. Jokowi tetap memiliki batasan.
“Tetap ada kekurangan, tetap ada batasnya,” kata Gus Choi, Kamis (22/12).
Berdasarkan hal itu, Gus Choi mengaskan bahwa sudah seharusnya Jokowi tidak perlu kembali didukung untuk maju tiga periode atau penambahan jabatan, sebagaimana isu berkembang saat ini.
Sebelumnya, Gus Choi menilai Jokowi tengah terbawa perasaan atau baper, menyusul sikap kepala negara itu yang mencurahkan isi hatinya yang gerah akibat kerap dituduh.
Menurut Gus Choi, wajar apabila Jokowi merasa baper. Meski ia merupakan orang nomor satu di Indonesia, bagaimanapun Jokowi tetap manusia yang tentu memiliki perasaan.
Dikatakan Gus Choi, walau NasDem tetap konsisten mendukung Jokowi, namun dukungan itu hanya sampai 2024. Tidak berlaku seterusnya, apalagi untuk melanggengkan kekuasaan melebihi dua periode jabatan presiden.
“Karena itu kita cukup dukung sampai 2024. Gak perlu diperpanjang jabatannya, cukup dua periode sesuai dengan UUD 1945,” ujar Gus Choi.
“Ya presiden juga manusia, pasti ada bapernya juga,” kata Gus Choi.
Jokowi sebelumnya mengaku risau bakal menjadi pihak yang dituduh kembali masalah pembentukan koalisi. Ia khawatir ada partai yang bakal menyalahkan lingkaran Istana kalau-kalau gagal membentuk koalisi.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)