RUANGPOLITIK.COM — Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB Jazilul Fawaid mengungkapkan, partainya membuka kemungkinan berkoalisi dengan Partai NasDem.
“Terbuka kemungkinan. Kalau PKB sama NasDem sekarang itu kan teman koalisi di pemerintahan. Kalau koalisi di dalam pemerintahan Jokowi-Ma’ruf, NasDem dengan PKB itu sudah lebih lama berkoalisi dibandingkan dengan Gerindra,” ujar Gus Jazil, Kamis (22/12).
Ia juga berpendapat jika saat ini NasDem sudah mengusung Anies Baswedan sebagai capres. Namun, cawapresnya belum ditentukan.
“Kan nggak bisa misalkan Anies maju sendiri tanpa wakil presiden. Meskipun partai yang cukup 20 persen, nggak ada wapresnya kan itu tidak boleh karena yang didaftarkan ke KPU itu adalah pasangan calon presiden dan wakil presiden, bukan presiden saja,” ungkapnya.
Ketika dikonfirmasi lebih lanjut peluang Cak Imin sebagai Cawapres Anies, Jazilul menjawab diplomatis.
“Tidak ada alasan untuk menutup diri selama semuanya dikalkulasi secara objektif rasional dan proporsional untuk kemenangan,” jawab Wakil Ketua MPR RI ini.
Untuk diketahui, saat ini, PKB berkoalisi dengan Partai Gerindra, yang bernaung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Koalisi ini belum memutuskan capres dan cawapres.
“Kemungkinan itu bisa dikompromikan. Kalau kita lihat sekarang koalisi kita bersama Gerindra. Kan Gerindra juga punya capres. Jadi di dalam koalisi itu tinggal duduk bareng dimusyawarahkan,” pungkasnya.
PKB dan NasDem sudah mencapai 20 persen persyaratan minimal ambang batas atau 117 kursi. Rinciannya, yakni PKB 58 kursi dan NasDem 59 kursi. Jumlah kursi tersebut memenuhi persyaratan minimal 115 kursi di DPR.
Di sisi lain, dia menilai koalisi pihaknya dan NasDem bakal jadi kekuatan baru. Termasuk, dapat memengaruhi peta koalisi.
“Kalau PKB dan NasDem berkoalisi bisa heboh, dan peta koalisi dapat berubah,” kata Jazilul.
Menurut Jazilul, PKB dan NasDem saat ini konsisten berjuang bersama mengawal pemerintahan. Bersama dalam koalisi pendukung pemerintah, saling tukar pikiran, dan menjajaki segala kemungkinan.
Adapun, dia mengatakan PKB masih perlu waktu dan kesabaran menentukan koalisi. Namun, semuanya bermuara pada kalkulasi rasional.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPo)