• Login
No Result
View All Result
Ruang Politik
  • Home
  • Nasional
  • Kilas Update
  • Daerah
  • RuangPolling
  • RuangTokoh
  • RuangOpini
  • Home
  • Nasional
  • Kilas Update
  • Daerah
  • RuangPolling
  • RuangTokoh
  • RuangOpini
No Result
View All Result
Ruang Politik
No Result
View All Result
Iklan Iklan Iklan
Home Nasional

Presiden ke-8 Indonesia Jawa atau Non-Jawa? Begini Pandangan Pengamat Politik…

by Ruang Politik
6 Desember 2022
in Nasional
454 9
Ilustarsi Capres/Repro

Ilustarsi Capres/Repro

495
SHARES
1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Terkait hal tersebut, Shohibul Anshor Siregar, Pengamat Sosial Politik dan Direktur Basis mengatakan, hal tersebut tidak bisa dihindari. Pasalnya, Negara Indonesia masih kuat soal satu golongan adalah fakta

RUANGPOLITIK.COM —Tahun 2024 yang merupakan tahun politik dan menjadi momentum hajatan demokrasi di Indonesia terasa makin dekat. Menjelang Pemilu 2024, perdebatan terkait Jawa vs Non-Jawa menjadi topik yang hangat untuk dibicarakan.

Tentunya hal ini bukan persoalan SARA, tapi Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa menjadikan hal ini penting untuk dibahas, sebagai bentuk literasi politik kepada generasi muda khususnya.

RelatedPosts

Menteri PUPR: Jokowi Sudah Teken Desain Interior Istana Presiden di IKN

Bahas Soal Kerjasama MRT Jakarta, Jokowi Bakal Temui PM Jepang

Bahas Pengungsi Rohingya, Menlu Temui Komisioner PBB

Terkait hal tersebut, Shohibul Anshor Siregar, Pengamat Sosial Politik dan Direktur Basis mengatakan, hal tersebut tidak bisa dihindari. Pasalnya, Negara Indonesia masih kuat soal satu golongan adalah fakta.

“Berbicara Jawa vs Non-Jawa, Presiden kita disebut dari awal berjumlah 7 orang. Namun, ada yang kenal tidak dengan Syafruddin Prawiranegara dan Mr. Assat? Saya tidak bisa membayangkan Indonesia tanpa kedua nama ini, tapi dari kampung hingga ke manapun, yang dikenal hanya 7 presiden, dua lagi yang saya sebutkan ini ke mana?” katanya.

“Nah, jadi kalau prediksinya 2029 akan ada presiden non-Jawa, saya sedikit pesimis. Masih jauh sepertinya. Budaya ini ada yang sifatnya di bawah permukaan dan tidak terbaca, masih sangat sulit mencapai keinginan perubahan atas stigma tersebut,” lanjut Shohibul Ansor, dalam Talkshow Series Memilih Damai bertajuk ‘Presiden Ke-8 Haruskah Kembali Perdebatan Jawa vs Non-Jawa’, di Medan, Rabu (30/11/2022).

Tidak dapat dibantah, di Indonesia masih sangat kental dengan tudingan politik identitas yang sesuai dengan teori Francis Fukuyama.

“Saya tidak tahu apakah ada negeri di dunia ini, yang dengan legawa melepaskan identitasnya untuk segala macam. Di Amerika selain yang dikemukakan Pak Panji sebelumnya, hari ini masih bisa kita deteksi. Ada pergerakan yang luar biasa, tidak ada satu orang pun calon presiden Amerika Serikat yang mampu berdiri sebagai calon dengan tuduhan, bahwa dia kurang beragama dan kampanye mereka umumnya diracik dari mimbar-mimbar gereja. Jadi Indonesia perlu membenahi persoalan tuduhan identitas itu, ke mana arahnya,” jelasnya.

Menurutnya, ke depan memilih pemimpin Indonesia tidak akan berbicara soal etnik tertentu, namun melihat apa prestasi dari calon yang ada.

“Jawa dan non-Jawa itu jangan dilihat dari segi geografik, jangan juga dilihat dari segi etnik. Di Pulau Jawa termasuk beragam suku bangsa ada, sama seperti di sini juga hampir semua suku bangsa ada,” ujar Rangkuti.

“Jadi kalau kita berbicara Jawa itu artinya kita sedang berbicara jumlah pemilih terbesar di Indonesia. Karena jumlah pemilih terbesarnya itu ada di Jawa memang mau tidak mau orang mengatakan Jawa adalah kunci. Itu hukum politiknya saja. Kalau sekiranya separuh dari penduduk Jawa itu pindah ke Sumatera Utara, Sumatera Utara adalah kunci. Mau tidak mau politik itu mengikuti jumlah pemilih terbanyak di mana,” sambungnya.

Menurutnya saat ini jika ditanya apakah yang menentukan adalah Jawa, jawabannya ya, karena pemilihnya banyak di sana.

“Tetapi apakah karena itu kemudian para calon pemimpin tidak bisa tumbuh dari mereka yang secara etnik bukan Jawa, secara geografik bukan Jawa, dan secara asal-usul bukan Jawa, jawabannya tidak. Untuk tahun 2024 ini saya rasa sulit bagi calon presiden, karena nama-namanya sudah terkunci di tiga nama, ada Prabowo, Anis, dan Ganjar, kalau wakil masih terbuka ini,” ungkapnya.

“Sistem kita ini kalau mau dibilang liberal ya liberal, enggak pandang, dan macem-macem, kalau punya kemampuan ya silakan. Kemudian asumsi yang kedua, kaum milenial ini tidak terpaku pada yang namanya etnik,” katanya.

“Sebagai contoh misalnya, perilaku pemilih di masa mendatang itu seperti nonton YouTube, siapapun yang membuat sesuatu yang menarik di YouTube kita akan pasti like tidak perlu melihat sukunya apa, jenis kelaminnya apa, agamanya apa tidak peduli juga negaranya di manapun,” lanjutnya lagi.

“Selanjutnya pemilih akan berbicara prestasi tidak lagi bicara etnik, prestasinya apa? Tidak bisa ujuk-ujuk bisa jadi presiden, ujuk-ujuk bisa jadi gubernur, jadi pemimpin daerah pun tidak bisa, sudah tidak trennya lagi. Mau punya partai sebesar apapun kalau tidak diminati oleh publik tidak akan bisa menjadi calon presiden,” jelasnya.

“Jika nantinya IKN (Ibu Kota Negara) jadi pindah, maka pusat politik yang selama ini dikenal Jakarta, pasti akan berpindah ke Ibu Kota baru. Pusat kekuatan politik akan pindah dengan sendirinya,” pungkasnya.

 

Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)

Tags: Capres 2024Pemilu 2024Ruang Politik
Previous Post

Heru Budi: Saya tidak Memerlukan Tim yang Besar tapi yang Efektif dan Efisien

Next Post

Sidang RKHUP Hari Ini, DPR Sahkan Jadi UU

Ruang Politik

Next Post

Sidang RKHUP Hari Ini, DPR Sahkan Jadi UU

Recommended

Ilustrasi Pemilu Serentak 2024/RuPol

Menggaet Ceruk Undecided Voters di Pemilu 2024, Begini Strategi Paslon…

1 tahun ago
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (kanan)memberikan keterangan terkait rancangan desain interior Istana Presiden di IKN, Rabu 13 Desember 2023./Biro Set Pres/Biro Pers Sekretariat Presiden

Menteri PUPR: Jokowi Sudah Teken Desain Interior Istana Presiden di IKN

1 tahun ago

Trending

Habib Umar Alhamid/Ist

Puji Kepemimpinan SBY, Habib Umar Alhamid: Jangan Ada Lagi Petugas Partai Pimpin Negeri Ini

2 tahun ago
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengklaim program penyaluran dana bantuan langsung tunai atau BLT untuk masyarakat sudah mencapai angka 96,6 persen/Ist

Presiden Jokowi: Penyaluran BLT BBM Sudah Capai 96,6 Persen

3 tahun ago

Popular

Ilustrasi Kucing/Ist

Polisi Turun Tangan, Belasan Kucing Mati Mendadak di Sunter Jakut

2 tahun ago
Ilustrasi Pegambilan Uang/Ist

Sosok SB dan DY yang Disebut Sri Mulyani Punya Transaksi Jumbo, Mulai Terungkap?, Ini Faktanya…

2 tahun ago
Gus Muhaimin: Ajak Masyarakat, Jangan Pilih Parpol yang Tidak Lolos ke Parlemen

Gus Muhaimin: Ajak Masyarakat, Jangan Pilih Parpol yang Tidak Lolos ke Parlemen

3 tahun ago
Bernada Sindiran, Ganjar-Mahfud: Kami Perintis Bukan Pewaris

Bernada Sindiran, Ganjar-Mahfud: Kami Perintis Bukan Pewaris

2 tahun ago
Tiga pasang capres-cawapres versi menggemaskan/Instagram Farisalmn

Ujang Komarudin: Nomor Urut Mudahkan Sosialisasi Bukan Naikkan Elektabilitas

2 tahun ago
  • Personalia
  • Kerjasama & Iklan
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2023 Ruangpolitik.com - Smart Guide In Election

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Kilas Update
  • Daerah
  • RuangPolling
  • RuangTokoh
  • RuangOpini

Copyright © 2023 Ruangpolitik.com - Smart Guide In Election

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In