RUANGPOLITIK.COM — Publik cukup dikejutkan dengan beredarnya foto pertemuan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) duduk satu meja dalam sebuah rangkaian acara pertemuan G20 di Bali, Selasa (15/11/2022).
Karena dalam sejarah panjangnya, antara Megawati dan SBY menyimpan dinamika konflik yang cukup tinggi. Bahkan ‘perang dingin’ selalu ada setiap kali Megawati dan SBY bertemu dalam acara kenegaraan.
Menurut pengamat politik Dedi Kurnia Syah, yang menjabat sebagai Direktur Political Opinion, saat dihubungi RuPol, Rabu (16/11) menyebutkan ini situasi terpaksa tidak ada hubungannya dengan koalisi.
“Duduk satu meja antara Megawati dan SBY sangat mungkin hanya momentum yang tidak dapat dihindari. Jikapun ada agenda di dalamnya kemungkinan besar tidak mengarah pada agenda koalisi,” ungkap Dedi.
Sehingga mustahil partai Demokrat akan merapat ke PDI-Perjuangan, karena jikapun merapat, menurut Dedi peluang yang akan didapat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tetap cawapres.
“Jika koalisi terjadi maka AHY akan ditawarkan untuk Bacawapres, sementara posisi yang sama semestinya lebih mudah didapat dan potensial dari Koalisi Perubahan,” jelasnya.
Sebelumnya AHY pernah menyampaikan, jika ada pihak yang mencoba mengiming-imingi Demokrat dengan kursi menteri. Asalkan membatalkan dukungannya untuk Anies Baswedan. Dan saat disinggung akankah koalisi PDIP dan Demokrat terwujud?
Direktur IPO ini menjawab, mustahil koalisi ini terjadi karena kontradiktif diantara kedua parpol ini dan rekam jejak PDIP yang pernah menjadi oposisi untuk waktu yang lama saat SBY menjadi Presiden.
Dedi menjelaskan ada beberapa faktor yang mengatakan koalisi Demokrat dan PDIP sulit terwujud. Yakni karakter pemilih yang bersebrangan.
“Karena faktor karakter pemilih yang berseberang, jika dipaksakan bukan tidak mungkin baik PDIP maupun Demokrat bisa kehilangan suara,” pungkasnya. (IY)
Editor: Ivo Yasmiati