RUANGPOLITIK.COM — Ajang kontestasi pilpres biasanya identik dengan fanatisme antar masing-masing kubu dapat memicu terjadinya konflik. Apalagi idiom ‘politik identitas’ yang dikhawatirkan dapat memecah belah persatuan bangsa ini menjadi sebuah tugas yang harus dihadapi bersama. Karena tak dipungkiri black campaign, selalu saja terjadi dalam setiap pemilihan.
Menanggapi hal ini Kepala Komjen Boy Rafli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengingatkan soal bahaya negative campaign hingga intoleran jelang Pemilu 2024. Kedua hal itu disebut mirip dengan terorisme. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Parade Budaya Nusantara yang digelar di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat. Dia menilai proses demokrasi tersebut harus dijaga dari sikap-sikap intoleransi.
“Jangan sampai menggunakan ideologi kebencian, intoleran yang karakter itu mirip dengan karakter dari ideologi terorisme. Walau pun tidak semua orang intoleran itu jadi teroris. Tapi ya, sedapat mungkin intoleran itu bukan lah sebuah kepribadian bangsa Indonesia,” kata Boy Rafli kepada wartawan, Minggu (6/11/2022).
Dia meminta agar proses pesta demokrasi mendatang dilakukan secara bermartabat dengan memberikan ruang yang bebas dari karakter kebencian. Sebab, sifat kebencian itu bukankah kepribadian bangsa Indonesia.
“Berdemokrasi secara bermartabat. Dengan memberikan ruang kebebasan tetapi tidak membangun karakter-karakter kebencian. Atau negative campaign yang tentunya tidak sesuai dengan kepribadian masyarakat kita,” ucap dia.
Lebih lanjut, Boy mengatakan, BNPT terus melakukan upaya mencegah dan meminimalisasi berbagai gerakan intoleransi, radikalisme maupun aksi terorisme.
Salah satunya dengan penguatan akar budaya bangsa. Karena itu, BNPT menyelenggarakan Parade Budaya Nusantara bertajuk Bersatu Lebih Erat, Bersama Lebih Harmoni.
Dalam kegiatan Parade Budaya Nusantara ini, BNPT RI menggandeng berbagai pihak dan kegiatannya melewati rute Sarinah-Bundaran HI-Sarinah pada Minggu (6/11/2022).
Parade ini diikuti oleh ratusan komunitas yang terdiri dari 77 Kementerian/lembaga, 17 perusahaan di bawah kementerian BUMN dan 125 komunitas yang berasal dari organisasi masyarakat, kepemudaan serta organisasi profesi. Ratusan komunitas ini menggunakan kebaya dan pakaian adat budaya Nusantara.
“Sebagai pihak yang bergerak pada sektor pencegahan penyebaran pengaruh intoleransi, radikalisme, dan terorisme, parade tersebut juga merupakan wujud upaya BNPT RI dalam membangun ketahanan bangsa Indonesia melalui penguatan aspek budaya. Dengan demikian, terbangun ketahanan bangsa Indonesia dari pengaruh intoleransi, radikalisme, dan terorisme,” pungkasnya.
Editor: Ivo Yasmiati