RUANGPOLITIK.COM – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) diterpa konflik internal, setelah tiga Majelis mengirimkan surat meminta Suharso Monoarfa untuk mundur dari ketua umum (ketum).
Konflik internal tersebut, berawal dari kekuatiran beberapa orang politisi PPP terhadap elektabilitas yang semakin merosot dan banyaknya isu pribadi terhadap Suharso Monoarfa sendiri.
“Saya melihat kekisruhan ini sudah lama, karena ada beberapa pihak yang ingin kepemimpinan Suharso berganti. Alasannya bermacam-macam. Ada yang memang ingin PPP berbenah, ada yang terkait capres dan ada juga orang-orang yang terbuang di kepengurusan. Jadi semua ini menyatu dan bergabung,” ujar Direktur Eksekutif Centre for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Sholeh Basyari ketika berbincang dengan RuPol, Jumat (2/9/2022).
Namun menurut Sholeh, semua penyebab konflik internal tersebut tidak cukup kuat untuk menggoyang posisi Suharso, mengingat DPW dan DPC PPP masih solid mendukungnya.
Berita Terkait:
PPP Terancam Rapuh di Pemilu 2024 Bila Suharso Bertahan
Bima Arya Tanggapi Konflik Internal PPP
Ketum PPP diminta Mundur, Awiek: Pengurus DPP Akan Gelar Rapat
“Kuncinya DPW dan DPC, Suharso masih mendapat dukungan penuh. Kalau merujuk surat dari 3 majelis, saya rasa tidak ada dalam AD/ART PPP, jadi tidak cukup kuat,” lanjutnya.
Pihak-pihak yang berseberangan dengan Suharso, juga mengetahui hal itu, sehingga mereka mencoba dengan memanfaatkan isu lain, seperti isu rumah tangga dan ‘amplop kiai’.
Sholeh yang sebelumnya juga ikut mengecam pernyataan Suharso, tentang tradisi amplop di kalangan kiai dan pesantren, menyebutkan adanya upaya mengarahkan ke masalah politik.
“Sudah beralih ada nuansa politisnya, maka saya harus menahan diri dulu. Walau saya masih tetap mengecam pernyataan itu, karena sangat melukai kalangan pesantren dan menyudutkan para kiai,” terangnya.
Sholeh menyarankan kepada Suharso Monoarfa dan elit-elit PPP yang masih solid, untuk membangun komunikasi yang intensif dengan DPW dan DPC.
Termasuk untuk meminta para DPW dan DPC untuk ikut meredam gejolak, yang timbul akibat isu amplop kiai itu.
“Supaya jangan ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan politik. Suharso rapatkan barisan, sekalian seluruh DPW dan DPC itu datangi para kiai guna meminta maaf. Saya rasa selesai itu, karena menurut saya bagi para kiai dan santri-santri itu permintaan maaf yang tulus sudah cukup,” pungkasnya. (ASY)
Editor: Rikky A. D
RuPol