RUANGPOLITIK.COM — Viralnya Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani di media sosial mengindikasikan mesin politik PDIP sudah bergerak untuk ‘memasarkan’ putri kesayangan Megawati Soekarnoputri menjadi calon presiden.
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga mengatakan pasukan maya yang digerakkan tampaknya sangat agresif untuk memviralkan Puan.
Dikatakan agresif karena banyak akun secara serentak memviralkan ‘Puan bilang Insya Allah 2024 Presiden Perempuan’.
“PDIP tampaknya sudah lebih terang benderang mengampanyekan Puan melalui dunia maya,” kata Jamiluddin kepada RuPol, Kamis (1/9/2022).
Berita Terkait:
PDIP : Mau Pilpres 2024 Hanya Diikuti 2 Paslon, Cukup Satu Putaran…
Jadwal Safari Politik PDIP Gerindra-PKB dan KIB, Tak Ada Demokrat-PKS
Megawati: Kader Tak Siap Menangkan PDIP Silakan Mundur
Survei Terbaru Parpol, PDIP dan Gerindra Bersaing di Posisi Teratas
Menurutnya, cara itu tampaknya untuk mendongkrak elektabilitas Puan yang kini masih tercecer bila dibandingkan dengan Anies Baswedan, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Jamiluddin juga mengatakan bahwa sebelumnya Puan sudah dipasarkan melalui baliho di penjuru negeri.
“PDIP juga sudah menggelontorkan paket sembako bergambar Puan dari Sabang hingga Merauke. Namun, elektabilitas Puan belum juga terkerek,” ujarnya.
Jamiluddin menilai bermunculannya akun yang memviralkan Puan, tampaknya sengaja dilakukan bersamaan saat Puan melakukan safari politik ke pimpinan partai politik.
Melalui cara itu, PDIP berharap nama Puan memenuhi media massa dan media sosial.
“Ibarat perang, PDIP menyerang dari berbagai arah agar semua perhatian terpusat kepada Puan. Terbukti Puan memang seminggu terakhir ini menjadi buah bibir yang dalam banyak hal bernada positif,” katanya
Lebih lanjut, Mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta itu mengatakan PDIP tampaknya sudah bulat untuk mengusung Puan pada Pilpres 2024. Resminya hanya tinggal menunggu waktu yang baik bagi Megawati untuk mengumumkannya.
Oleh karena itu, kata Jamiluddin, pihak-pihak yang berharap Ganjar akan diusung PDIP sebagai capres, tampaknya akan kecewa. Peluang Ganjar tampaknya sudah hampir tertutup untuk diusung PDIP.
Menurut dia, Ganjar tinggal memilih mau tetap loyal menjadi kader PDIP atau harus pindah ke partai lain. Kalau mau tetap loyal, sebaiknya hentikan bermanuver agar tetap aman di PDIP.
Kalau mau pindah, sekaranglah saat yang tepat. Hasrat untuk menjadi capres tampaknya masih terbuka di partai lain.
“Dua pilihan itu memang ibarat simalakama bagi Ganjar. Namun, itu harus diputuskan agar tidak terus bermanuver tapi dalam ketidakpastian,” kata Jamiluddin. (DAR)
Editor: Zulfa Simatur
(RuPol)