RUANGPOLITIK.COM – Sholat merupakan kewajiban bagi setiap muslim, yang telah ditentukan cara-caranya sesuai dengan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam.
Ada contoh bacaan sholat yang dibaca dikeraskan (zahar) dan ada yang dipelankan, semua telah dicontohkan oleh Baginda Nabi.
Sholat subuh, dua rakaat sholat magrib dan dua rakaat sholat isya adalah sholat yang bacaannya dizaharkan.
Namun bagaimana kalau sholat sendirian, apakah perlu dizaharkan juga?
Berikut keterangan dari ustadz Ammi Nur Baits:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca al-fatihah dan surat setelahnya dengan keras pada dua rakaat pertama shalat maghrib, dua rakaat pertama shalat isya, dan shalat subuh. Dan ini berdasarkan riwayat secara turun-temurun dari generasi ke generasi, sebagaimana keterangan an-Nawawi dalam al-Majmu’ (3/389)
Demikian pula, dianjurkan bagi imam mengeraskan bacaan ketika shalat jumat, shalat id, istisqa, dan shalat gerhana. (HR. Bukhari)
Sehingga anjuran ini berlaku bagi umatnya, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Lakukanlah shalat sebagaimana kalian melihatku shalat.” (HR. Bukhari 631 dan yang lainnya).
Baca juga:
Panduan Jamak dan Qashar Sholat. Penting Bagi Yang Suka Bepergian
Bagaimana jika shalat sendirian?
Dr. Abdul Karim Zaidan mengatakan,
Dianjurkan mengeraskan bacaan di dua rakaat pertama shalat maghrib, dua rakaat pertama shalat isya, dan shalat subuh. Dan memelankan bacaan di rakaat ketiga shalat maghrib dan dua rakaat terakhir shalat isya. Anjuran untuk mengeraskan atau memelankan bacaan ini berlaku bagi orang yang shalat sendirian menurut Imam as-Syafi’i dan yang lainnya. Sementara menurut Hambali, bagi orang yang shalat jahriyah sendirian, dia memiliki pilihan, boleh mengeraskan atau memelankan bacaan. (al-Mufashal li Ahkam al-Mar’ah, hlm. 220)
Keterangan yang semisal juga disampaikan Imam Ibnu Baz – rahimahullah –,
Yang afdhal, mengeraskan bacaan ketika shalat maghrib, isya dan subuh. Yang afdhal dikeraskan, meskipun anda shalat sendirian, seperti orang yang sedang sakit. Demikian pula wanita, dia bisa membaca dengan keras untuk shalat maghrib, isya dan subuh. (binbaz.org.sa/fatwas/8628/)
Demikian, Allahu a’lam.
Sumber: Konsultasisyariah.com
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)