RUANGPOLITIK.COM – Politisi senior Partai Demokrat Sulawesi Selatan (Sulsel) Ilham Arief Sirajuddin (IAS) memutuskan pindah ke Partai Golkar.
Keputusan itu merupakan dampak dari terpilihnya Ni’matullah sebagai Ketua DPD Demokrat Sulsel, walaupun pada Musyawarah Daerah (Musda) IAS mendapatkan suara terbanyak.
Ketua Umum Partai Demokrat (Ketum PD) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menginstruksikan Ni’matullah untuk merangkul seluruh DPC termasuk 16 DPC pendukung Ilham Arief Sirajuddin (IAS) pada Musda Demokrat lalu.
“Seperti yang diinstruksikan Ketua Umum (AHY), kita sekarang punya kewajiban untuk melakukan penyolidan, soliditas di semua tingkatan. Termasuk Ulla (Ni’matullah) mendapatkan penugasan untuk merangkul terhadap para pendukung yang kemarin mendukung Pak IAS,” kata Kepala BP OKK DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron kepada wartawan, Minggu (29/5/2022).
Herman Khaeron juga menyebutkan saat ini seluruh DPC yang kemarin mendukung IAS, sudah kembali berada dalam satu komando di bawah Ni’matullah.
“Sampai sekarang saya kira hampir semua DPC mendukung kepemimpinan Pak Ulla. Artinya seluruh DPC yang ada ini, mengikuti atau fatsun terhadap keputusan DPP,” ujarnya.
Demokrat saat ini, lanjut Herman Khaeron sudah fokus dalam menghadapi gelaran pemilu dan pilpres mendatang.
Sehingga tidak ada lagi perbedaan pendapat yang bisa membuat konsentras terpecah.
“Tentu tidak ada yang sempurna dengan kekurangan dan kelebihannya. Mudah-mudahan Pak Ulla bisa segera untuk menjalankan mesin partai dengan baik, merangkul seluruh elemen partai,” pungkasnya.
Berita terkait:
Kecewa Dengan Demokrat, Politisi Senior Sulsel Pindah ke Golkar
Demokrat Tunggu Parpol yang Mau Berkoalisi, Syaratnya AHY Wajib Diusung
Pulang Kampung, AHY Menyapa & Serap Aspirasi Warga Pacitan
Sebelumnya IAS telah memutuskan pindah dari Partai Demokrat ke Partai Golkar, setelah gagal terpilih sebagai Ketua DPD Demokrat Sulsel.
“Saya tidak bisa membayangkan jika harus tetap berada satu organisasi di mana para petingginya di pusat, saya pahami sudah tidak menginginkan saya. Apalagi setelah keputusan penunjukan (Ni’matullah), tidak ada upaya rekonsiliasi yang terlihat di segala tingkatan,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (27/5/2022).
Partai Golkar sendiri bukan tempat yang baru bagi IAS, karena sebelum bergabung dengan Demokrat pada tahun 2010 lalu, IAS meruapakan kader Golkar.
Bahkan jejaknya di Partai Golkar juga cukup panjang, dimana sempat menjadi anggota DPRD Sulsel dari Golkar dan bahkan juga menjadi Ketua DPD I Golar Sulsel.
“Insya Allah saya akan kembali ke rumah lama saya,” imbuhnya. (YON)
Editor: Bejo. S
(RuPol)