Harapan bersatunya kelompok nasionalis yang berasal dari PDIP, Hanura dan Perindo dengan kelompok agamis yang diharapkan dari PPP, belum terlihat sampai saat ini.
RUANGPOLITIK.COM – Tren elektabilitas suara Pasangan Ganjar-Mahfud, mengalami penurunan dari berbagai lembaga survei.
Hal ini merupakan pengaruh beralihnya suara pendukung Jokowi dan minimnya aliran dukungan dari pendukung PPP.
Hal tersebut disampaikan Pengamat Politik Efriza kepada Rupol, dengan mengurai beberapa analisa dan fakta yang terjadi.
“Pertama, adanya migrasi pendukung Jokowi ke pasangan Prabowo-Gibran. Tingkat kesukaan kepada Jokowi yang masih tinggi, menjadi bumerang ketika Ganjar mulai ikut mengkritik Jokowi soal skor 5 pada penegakan hukum,” ujar Peneliti Citra Institute tersebut, Kamis (23/11/2023).
Penyebab kedua, menurut Efriza adalah tidak maksimalnya peran PPP dalam mengarahkan suara muslim.
Berdasarkan fakta yang terlihat di lapangan, belum ada relawan Ganjar-Mahfud yang berbasis Islam.
“Seharusnya kehadiran PPP sebagai parpol pengusung memainkan peran itu, namun seperti kita lihat sendiri semua relawan berbasis ke Ganjar dan PDIP. Kehadiran PPP tidak membantu!” tegas Efriza.
Harapan bersatunya kelompok nasionalis yang berasal dari PDIP, Hanura dan Perindo dengan kelompok agamis yang diharapkan dari PPP, belum terlihat sampai saat ini.
Padahal bergabungnya 2 kelompok ceruk suara itu, seharusnya bisa menjadi lumbung suara utama bagi pasangan Ganjar-Mahfud.
“Saya juga tidak mengerti, kenapa peran PPP itu tidak maksimal? Apakah memang PPP tidak mendapatkan porsi atau kader-kader PPP sebenarnya tidak menghendaki berada di kubu tersebut. Tetapi kalau Ganjar-Mahfud ingin masuk ke putaran kedua, jalannya adalah memaksimalkan peran PPP,” terang Dosen Ilmu Pemerintahan UNPAM, Serang, itu.
Sebelumnya beberapa lembaga survei mengeluarkan rilis, yang memperlihatkan penurunan elektabilitas Ganjar-Mahfud.
Bahkan pada survey Indonesian Political Opinion (IPO), posisi Ganjar-Mahfud berada di posisi buncit.
Pasangan itu tersalip oleh pasangan Anies-Muhaimin, yang berada di bawah pasangan Prabowo-Gibran.
“Jika tidak cepat melakukan langkah-langkah strategis, maka kecil kemungkinan Ganjar-Mahfud bisa lolos ke putaran kedua. Mereka harus memaksimalkan peran PPP, agar kolaborasi nasionalis-agamis itu membawa dampak elektoral,” pungkas Efriza. (ASY)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)