Efriza pengamat politik dari Citra Institute mengatakan, Sri Mulyani adalah menteri dari profesional, diyakini ia tak akan menunjukkan langsung afiliasi politiknya kepada salah satu calon. Dia mengatakan, saat ini kabar tersebut masih sekadar isu.
RUANGPOLITIK.COM – Isu yang beredar saat ini, mengabarkan bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarwati masuk dalam tim pemenangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Namun hal tersebut dibatah oleh Ketua Tim Pemenangan Nasional (TNP) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid.
Dia mengatakan, hal itu hanya isu karena dalam struktur, nama Sri Mulyani belum ada. Namun bila hal ini benar-benar terjadi bagaimana?
Efriza pengamat politik dari Citra Institute mengatakan, Sri Mulyani adalah menteri dari profesional, diyakini ia tak akan menunjukkan langsung afiliasi politiknya kepada salah satu calon. Dia mengatakan, saat ini kabar tersebut masih sekadar isu.
“Sebab, sejak era reformasi pasca Pilpres, ia selalu menempati posisi menteri keuangan sejak di era SBY dan Jokowi. Ini artinya, Sri Mulyani memang dibutuhkan bagi negeri ini dalam sisi pengelolaan keuangan negara,” ujar Efriza kepada Rupol, Kamis (2/11/2023).
Dia mengatakan, sepertinya Menkeu tak akan tertarik terjun langsung ke politik praktis untuk memenangkan pasangan capres-cawapres. Sebab itu akan merugikan dirinya sebagai sosok profesional selama ini.
“Bahkan, sosok Sri Mulyani, ini amat penting, saking pentingnya siapapun capresnya, Sri Mulyani menteri keuangannya, jadi Sri Mulyani tak akan mengorbankan personal branding dirinya sebagai sosok profesional ahli keuangan negara,” ungkap Efriza.
Dia mengatakan, hanya saja bila secara tidak langsung hal ini memungkinkan, jika Sri Mulyani tertarik kepada pasangan Ganjar-Mahfud. Sebab, Sri Mulyani terlihat keras mengkritik pasangan Prabowo-Gibran.
“Menteri Keuangan Sri Mulyani misalnya dalam konferensi pers APBN menyatakan, Kartu Indonesia Sehat (KIS) Lansia dan Dana Abadi Pesantren bukanlah program baru, karena sudah ada dan masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024,” kata dia.
Efriza menambahkan, ini menunjukkan secara tak langsung bahwa Sri Mulyani tidak berada dalam mendukung Prabowo-Gibran ketika program mereka dinyatakan tidak ada yang baru, meskipun pernyataan Sri Mulyani terkait dengan fakta APBN 2024.
Editor: M. R. Oktavia
(Rupol)