RUANGPOLITIK.COM – Prabowo Subianto yang saat ini masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) RI dianggap gagal mengelola food estate. Kegagalan ini pun membuat kerugian yang terbilang besar yakni Rp6 triliun.
Namun, dengan hal ini apakah Prabowo tidak ada masalah dengan pencalonannya sebagai bakal calon presiden (bacapres) dalam Pilpres 2024? Efriza pengamat politik dari Citra Institute mengatakan, jika sekedar himbauan berupa pendidikan politik mengenai rekam jejak karir Prabowo saat mengelola food estate adalah sebagai tanggung jawab kerjanya itu baik bagi pemilih.
“Ini dapat dianggap sebagai pendidikan politik berupa gerakan politik kesadaran moral dan etis seorang pemimpin,” ujar Efriza yang dihubungi RuangPolitik.com, Rabu (25/10/2023).
Dia menyebutkan, bila hal tersebut menghalangi Prabowo untuk mencalonkan diri sebagai presiden, hal tersebut tidaklah etis dan juga diskriminasi. Pasalnya, dikatakan Efriza, bahwa food estate masih berproses diyakini menteri pertanian yang baru dilantik.
“Food estate masih berproses dan diyakini menteri baru pertanian yang dilantik hari ini diberikan beban tanggung jawab untuk mewujudkannya. Jadi sekali lagi, dalam memberikan pendidikan politik dimasyarakat itu hal baik,” ungkap Efriza.
Dia menambahkan, hal tersebut mengungkapkan kinerja capres yang maju saat ini meski poinnya negatif. Tetapi hal itu tidak boleh tendensius, apalagi diskriminasi.
Sehingga, jika nilai dari pengungakapan food estate untuk tujuan membatalkan Prabowo sebagai capres tentu akan percuma.
“Namun jika untuk mendasari pendidikan politik bagi pemilih, menimbang kinerja capres atas hasil kinerjanya positif atau negatif, ini yang tepat,” kata dia.
Editor: M. R. Oktavia
(Rupol)