Kontroversi terjadi seiring relokasi warga dalam rangka pembangunan Rempang Eco-City, Batam. Warga menunjukkan penolakan terhadap relokasi dan sempat terjadi tindakan represif dari aparat kepolisian.
RUANGPOLITIK.COM – Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan dengan sejumlah menteri di Istana Kepresidenan Jakarta guna membahas isu pembangunan Rempang Eco-City, Batam.
Sejak pukul 09.30 WIB, beberapa menteri terlihat memasuki Istana. Di antara yang hadir adalah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, serta Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia.
“Bahas Rempang,” ungkap Siti singkat sebelum masuk ke Istana Kepresidenan, Senin (25/9).
Sedangkan Bahlil enggan memberikan rincian pembahasan mereka bersama Jokowi. Ia berkomitmen untuk memberikan keterangan lebih lanjut kepada media setelah pertemuan.
“Nanti setelah rapat, saya akan memberikan keterangan pers,” kata Bahlil saat bergegas memasuki istana.
Kontroversi terjadi seiring relokasi warga dalam rangka pembangunan Rempang Eco-City, Batam. Warga menunjukkan penolakan terhadap relokasi dan sempat terjadi tindakan represif dari aparat kepolisian.
Komnas HAM mencatat dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terkait insiden di Rempang. Ada dua kejadian penahanan warga: 8 orang ditangkap pada 7 September dan 34 orang pada 11 September.
“Menurut saya, ini menunjukkan indikasi kuat adanya pelanggaran hak. Namun, kami masih perlu menggali lebih dalam fakta yang ada sebelum menyimpulkan gradasi pelanggaran HAM yang terjadi. Intinya, kami akan terus mendalami. Tapi indikasinya memang kuat,” ujar Komisioner Komnas HAM, Saurlin Siagian, di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat (22/9).
Presiden Jokowi memberikan perhatian khusus terhadap isu ini. Ia menyadari adanya kesalahan komunikasi dalam pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut. Sebagai tindak lanjut, Jokowi mengutus Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, untuk menangani masalah di Rempang. Bahlil berkomitmen untuk mengubah pendekatan dalam pembangunan tersebut.
“Kami akan menggunakan pendekatan yang lebih humanis,” kata Bahlil saat berada di Batam, Kepulauan Riau.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)