Karena dari rakyat asalnya maka dia mempersilahkan rakyat mengkritik setajam-tajamnya dan sekejam-kejamnya.
RUANGPOLITIK.COM —Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman buka suara soal kasus Rocky Gerung.
Menurutnya, kritik Rocky Gerung adalah kritik kekuasaan bukan kritik pribadi.
“Ada yang tanya pendapat saya tentang kasus Rocky Gerung apakah itu penghinaan atau kritik. Saya jawab, kritik Rocky itu adalah kritik kekuasaan bukan kritik pribadi,” kata Benny K dalam keterangannya, Sabtu, (5/8/2023).
Dijelaskan, presiden adalah pilihan rakyat, kekuasaan yang ada padanya berasal dari rakyat bukan dari Tuhan.
Karena dari rakyat asalnya maka dia mempersilahkan rakyat mengkritik setajam-tajamnya dan sekejam-kejamnya.
”Sekasar mungkin juga silahkan. Rocky telah melakukan itu dengan cerdas. Intelektual lainnya melempem. Presiden marah? Presiden merasa terhina? Yakin, tidak,” tutur Legislator DPR RI ini.
Menurutnya, hanya para loyalis yang mempermasalahkannya, sedangkan Presiden Joko Widodo disebutnya santai-santai saja.
“Malah perasaan saya, dia senang dan menikmatinya. Yang merasa dihina dan mungkin marah sekali adalah para pemujanya. Mungkin juga mereka yang menikmati manfaat banyak dari posisi beliau. Wajar sekali,” tuturnya.
Dia menegaskan, jika kritikan itu mengarah ke pribadi Jokowi, maka dirinya yang sebagai oposisi tentunya ikut protes.
“Justeru aneh kalau para pemujanya diam saja. Namun harus melawan dengan cara cerdas juga. Jangan ancam-ancam karena yang dikritik adalah presiden bukan Pak Jokowi pribadi. Kalau yg dihina pak Jokowi pribadi, jangankan kamu para pemujanya, akupun yang menjadi oposisinya naik pitam,” tandasnya.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman buka suara soal kasus Rocky Gerung.
Menurutnya, kritik Rocky Gerung adalah kritik kekuasaan bukan kritik pribadi.
“Ada yang tanya pendapat saya tentang kasus Rocky Gerung apakah itu penghinaan atau kritik. Saya jawab, kritik Rocky itu adalah kritik kekuasaan bukan kritik pribadi,” kata Benny K dalam keterangannya, Sabtu, (5/8/2023).
Dijelaskan, presiden adalah pilihan rakyat, kekuasaan yang ada padanya berasal dari rakyat bukan dari Tuhan.
Karena dari rakyat asalnya maka dia mempersilahkan rakyat mengkritik setajam-tajamnya dan sekejam-kejamnya.
”Sekasar mungkin juga silahkan. Rocky telah melakukan itu dengan cerdas. Intelektual lainnya melempem. Presiden marah? Presiden merasa terhina? Yakin, tidak,” tutur Legislator DPR RI ini.
Menurutnya, hanya para loyalis yang mempermasalahkannya, sedangkan Presiden Joko Widodo disebutnya santai-santai saja.
“Malah perasaan saya, dia senang dan menikmatinya. Yang merasa dihina dan mungkin marah sekali adalah para pemujanya. Mungkin juga mereka yang menikmati manfaat banyak dari posisi beliau. Wajar sekali,” tuturnya.
Dia menegaskan, jika kritikan itu mengarah ke pribadi Jokowi, maka dirinya yang sebagai oposisi tentunya ikut protes.
“Justeru aneh kalau para pemujanya diam saja. Namun harus melawan dengan cara cerdas juga. Jangan ancam-ancam karena yang dikritik adalah presiden bukan Pak Jokowi pribadi. Kalau yg dihina pak Jokowi pribadi, jangankan kamu para pemujanya, akupun yang menjadi oposisinya naik pitam,” tandasnya.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)