RUANGPOLITIK.COM — Pernyataan Rocky Gerung yang dinilai menghina Presiden Jokowi dengan kata bajingan tolol mendapat respon dari Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional Pusat Kedaulatan Rakyat (MPN PAKAR), Razikin. Menurut Razikin apa diucapkan Rocky Gerung itu adalah cerminan ketidak utuhan pemahaman Rocky Gerung tentang nilai-nilai dasar daripada demokrasi. Ketidakutuhan pemahaman itu yang membuat Rocky Gerung secara serampangan menyerang Presiden Jokowi.
“Dia harus perlu belajar secara komprehensif tentang konsep dasar dari demokrasi. Bahwa demokrasi itu tumbuh dari nilai-nalai barat dan berkembang di Barat. Hal itu dapat ditelusuri pada zaman kegelapan di Eropa,” ujarnya, Sabtu (5/8/23).
Razikin menjelaskan, kalau kemudian, nilai-nilai barat itu dipraktikkan dalam tubuh masyarakat Indonesia, tentu saja ada yang kompatibel dan ada juga tidak kompatibel. Jadi tidak semua perangkat demokrasi itu bisa dipraktekkan dalam masyarakat Indonesia, karena ada nilai-nalai yang hidup dalam masyarakat kita yang tidak sama dengan nilai-nilai Barat.
Umpatan dengan kalimat bajingan tolol kepada Presiden dimasyarakat Barat mungkin saja diterima sebagai bentuk kebebasan warga negara, namun di Indonesia umpatan seperti itu dapat menimbulkan kemarahan, karena ada nilai yang dianut masyarakat Indonesia yang menganut adat kesopanan.
“Jadi menurut saya, apa disampaikan Rocky Gerung adalah cermin dari frustasi politik, dia sedang mengalami gejala stres, apa yang sedang dimimpikan Rocky bahwa Jokowi akan segera tumbang, tapi ternyata Jokowi semakin kokoh. Jadi itu yang membuat sebarisan Rocky tambah pusing, Rocky dan sebarisannya menghasut rakyat untuk benci Jokowi, justru yang terjadi rakyat semakin mencintai Jokowi,”
“Nah, sekarang saya tantang, semua yang membela Rocky terkhusus kapangan Islam politik, jika benar-benar secara total mau menjalankan demokrasi secara utuh di Indonesia, berani tidak membuang jauh-jauh agama dari Politik, buang semua nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat kita gantikan dengan nilai-nilai barat. Hapus semua simbol-simbol agama yang terpampang di gedung-gedung Pemerintah. Pada titik itu saya yakin mereka juga tidak ingin terjadi seperi itu. Artinya demokrasi yang kita jalankan dengan demokrasi yang dipraktekkan di Barat itu berbeda, hal itu harus dipahami oleh Rocky dan pendukungnya,” tantang Razikin.(Syf)
Editor: Syafri Ario
(Rupol)