AHY berpendapat, segala praktik berpolitik yang menyimpang dari konstitusi dan etika berdemokrasi perlu dicegah bersama. Dia mengatakan, jangan sampai terulang prahara besar, seperti tahun 1965-1966; dan tahun 1998-1999 dulu.
RUANGPOLITIK.COM —Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) singgung pemimpin negara yang berniat cawe-cawe dalam Pemilihan Umum (Pemilu 2024) mendatang.
Hal itu disampaikan dalam pidato Politiknya di kantor DPP Partai Demokrat Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat, 14 Juli 2023.
Menurut AHY, lawan politik penguasa, diidentikkan sebagai musuh negara.
“Netralitas dan independensi kekuasaan negara dipertanyakan kalau cawe-cawe itu melibatkan instrumen kekuasaan negara dan dinilai tidak adil, jelas nasib demokrasi kita dalam bahaya,” ucapnya.
AHY berpendapat, segala praktik berpolitik yang menyimpang dari konstitusi dan etika berdemokrasi perlu dicegah bersama. Dia mengatakan, jangan sampai terulang prahara besar, seperti tahun 1965-1966; dan tahun 1998-1999 dulu.
“Masih ada waktu. Jangan biarkan kemunduran demokrasi semakin dalam. Jangan kita lukai perasaan rakyat, agar mereka tidak menempuh caranya sendiri, dalam memperjuangkan keadilan dan hak politiknya,” tegasnya.
Untuk itu, dia mengingatkan harus mengembalikan ruang kebebasan untuk rakyat, termasuk kemerdekaan pers.
“Kita juga harus menjamin hak rakyat untuk berbicara dan berpartisipasi dalam kehidupan bangsa, sesuai konstitusi. Hentikan represi negara terhadap rakyat. Tingkatkan kualitas demokrasi, berdasarkan nilai kebebasan, keadaban dan kemanfaatan,” pungkasnya.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)