Mahfud MD mencontohkan dengan hanya kalangan Islam yang punya ijazah-lah yang bisa masuk ke pemerintahan kala itu.
RUANGPOLITIK.COM —Menkopolhukam Mahfud MD membongkar jati diri pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang. Dari penjelasan Mahfud, Panji Gumilang dan Al Zaytun merupakan rentetan dari gerakan Darul Islam dan NII yang dicetuskan oleh Kartosoewirjo.
Di masa awal kemerdekaan Indonesia, kata Mahfud MD, banyak pejuang dari kalangan Islam yang terpinggirkan dan tak tertampung oleh pemerintah. Hal ini karena imbas dari politik pendidikan yang diwariskan oleh Pemerintah Hindia Belanda yang cenderung diskriminatif.
Mahfud MD mencontohkan dengan hanya kalangan Islam yang punya ijazah-lah yang bisa masuk ke pemerintahan kala itu.
“Pejuang, anak-anak muda, dan tokoh Islam banyak yang tidak tertampung dalam tugas-tugas di pemerintahan negara baru. Kemudian banyak kalangan Islam yang memutuskan untuk kembali ke pesantren dan fokus dalam mendidik santrinya,” kata Mahfud MD dalam Halaqah Ulama Nasional, yang digelar di Pesantren Sunan Drajat Lamongan, Rabu 13 Juli 2023.
Ia menambahkan tak sedikit juga kalangan Islam yang marah juga karena terpinggirkan oleh pemerintah, salah satunya adalah Kartosoewirjo. Mahfud mengatakan, Kartosoewirjo akhirnya mendirikan Darul Islam atau Negara Islam Indonesia (NII).
Alhasil, Mahfud mengatakan bahwa ekor dari Kartosoewirjo merupakan Panji Gumilang.
“Perjuangan yang dilakukan Kartosoewirjo untuk mendirikan Negara Islam Indonesia sebenarnya terus berlanjut, masih ada ekornya sampai sekarang, hingga sekarang ada ribut-ribut soal Panji Gumilang. Jadi Panji Gumilang dulu induknya adalah Negara Islam Indonesia,” katanya.
Meski NII ini merupakan organisasi tanpa bentuk atau gerakan bawah tanah, tapi Mahfud mengatakan mereka memiliki struktur yang terdiri dari syekh yang memimpin, gubernur, menteri, bupati hingga camat.
Lebih lanjut, Mahfud membeberkan, NII hasil operasi dan bentukan pemerintah waktu itu salah satu wilayahnya adalah Komandemen 9, yang sekarang menjadi Al Zaytun.
Mahfud mengatakan di balik inilah latar belakang sejarahnya dan pengikut-pengikutnya itu masih banyak, yang memang ideologinya sendiri.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)