Sambil menunggu titik balik matahari, wisatawan menghabiskan waktunya dengan bernyanyi, memainkan alat musik, dan menari di sekeliling lingkaran batu bersejarah tersebut.
RUANGPOLITIK.COM —Sekira 8.000 penggiat spiritual modern dan wisatawan mendatangi Stonehenge, Inggris untuk melihat dan menandai titik balik matahari musim panas.
Tampak sejumlah orang yang berpakaian seperti pendeta juga hadir di objek wisata di Wiltshire pada Rabu, 21 Juni 2023 pagi, untuk merayakan hari terpanjang di belahan Bumi utara dan awal musim panas.
Sambil menunggu titik balik matahari, wisatawan menghabiskan waktunya dengan bernyanyi, memainkan alat musik, dan menari di sekeliling lingkaran batu bersejarah tersebut.
Bagi sebagian orang, titik balik matahari musim panas hanyalah sebuah hari untuk bersenang-senang. Namun bagi penggiat spiritual modern, Stonehenge dan titik balik matahari musim panas memiliki arti yang penting yang sudah ada sejak berabad-abad lalu.
Matahari yang terbit di balik Heel Stone di bagian timur laut cakrawala dengan pertamanya menyinari jantung lingkaran batu itu.
Sekira 5.000 tahun lalu pada akhir Zaman Neolitikum dibangun sebuah lingkaran batu yang unik di atas tanah datar di Dataran Salisbury.
“Stonehenge ini terus memikat dan mempererat hubungan satu sama lain, bahkan menyatukan orang-orang untuk merayakan musim panas,” kata Nicola Tasker, direktur Stonehenge di English Heritage.
“Ada suasana yang berbeda dari matahari terbenam hingga matahari terbit, dan semua orang menikmati pagi yang indah,” ujarnya.
Batu prasejarah di tempat wisata ini juga terletak di garis ley atau kesejajaran bersejarah di antara struktur batu. Hal ini diyakini masyarakat sebagai sesuatu yang memiliki kekuatan mistis.
Tahun ini titik balik matahari musim panas bertepatan dengan Festival Glastonbury di dekatnya, yang dimulai pada Rabu. (Cut Lestari Nur Aziza).
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)