Salah satunya Napi Lapas kelas Dua A Subang yang mengembangkan ternak hewan kurban itu adalah Saptani ( 54 ).
RUANGPOLITIK.COM —Jelang Iduladha, para pedagang hewan kurban di Subang, Jawa Barat, mulai bermunculan. Tidak hanya peternak, Narapidana atau warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Kelas Dua A Subang juga ikut berjualan hewan kurban, jenis Domba.
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas Dua A Subang ini, memberdayakan Narapidana dalam mengembangkan peternakan hewan kurban. Hal tersebut dilakukan agar para Napi bisa menjadi peternak handal, sehingga bisa menciptakan lapangan kerja, ketika menyelesaikan masa hukumannya.
Narapidana yang mendapat kegiatan kerja ternak hewan kurban jenis domba ini, khusus Napi Asimilasi atau yang akan bebas dalam beberapa bulan ke depan. Pasalnya keberadaan kandang ternak berada di luar Lapas.
Pengembangan peternakan untuk hewan kurban tersebut melibatkan tiga warga Binaan Pemasyarakatan ( WBP) yang merawat sehari hari puluhan ternak hewan kurban jenis Domba ini.
Salah satunya Napi Lapas kelas Dua A Subang yang mengembangkan ternak hewan kurban itu adalah Saptani ( 54 ).
Dalam merawat hewan kurban, sehari harinya Napi yang di hukum 2 tahun penjara dalam kasus pencurian sarang burung walet itu, mulai dari mencari rumput, memberikan pakan hingga membersihkan kandang.
Kini seiring waktu, Saptani (54), menginginkan melanjutkan beternak Domba di Lapas Subang, meskipun sudah bebas nanti.
“Senang, saya tadinya ga bisa menjadi bisa mengurus sekarang sudah bisa. Insyaallah nanti juga akan balik lagi kesini kalau sudah bebas juga, ya biasa ngurus ini. Kalau ada domba yang sakit diobatin, ngasih makan rumput, sebanyak 4 kali ngasih makan. Sementara untuk pesan kurban juga udah ada 2 ekor,” ujar Saptani (54) kepada Beritasatu.com di lokasi kandang Domba, Rabu (14/6/2023).
Menurut Kasi Kegiatan Lapas Subang Asep Junaedi mengatakan, hasil ternak Domba dari kegiatan kerja Napi Lapas Subang ini di jual untuk hari raya Idul Adha , dengan harga berkisaran Rp. 3,5 juta hingg Rp. 4 juta.
“Lapas Kelas 2 Subang, khususnya dari seksi kerja sama, tidak lain adalah untuk memberikan pendidikan untuk warga binaan, yang berminat untuk pengembangbiakan Domba, untuk domba sendiri sebanyak 30 ekor baik jantan dan betina. Untuk betina sendiri nanti kita kembang biakan setelah Iduladha untuk dijual ke para pedagang atau rumah makan sate, ataupun rumah makan yang membutuhkan,” kata Asep Junaedi
Asep menambahkan, jumlah Warga Binaan yang mengurus peternakan ini sebanyak 3 orang, dan sekaligus untuk menjaga dari kriminal.
“Yang dilibatkan untuk 24 jam, kami mengadakan oper camp itu adalah salah satu pembinaan, dimana warga binaan itu tidak masuk lapas sama sekali, jadi selama 24 jam berada di luar, ” tambah Asep Junaedi.
Meskipun berada di luar Lapas, petugas tetap rutin memantau para Narapidana dan memasang kemera pengawas ternak di kandang Domba tersebut.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)