Rangkuti menuturkan, pada Pemilu 2024 mendatang, banyaknya praktek yang mengabaikan aturan yang dilakukan oleh para peserta pemilu.
RUANGPOLITIK.COM —Sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlibat cawe-cawe politik menjelang pilpres 2024, terus menuai beragam tanggapan. Ada yang menilai, langkah itu memperburuk demokrasi di tanah air.
Pandangan itu disampaikan Pengamat Politik, Ray Rangkuti. Dia menilai cawe-cawe Jokowi dalam Pilpres 2024 mendatang membuat kualitas Pemilu dan demokrasi makin menurun drastis.
Terlebih, cawe-cawe Presiden Jokowi dalam perhelatan politik 2024 mendatang penuh dengan kontroversial.
“Perjalanan pemilu kita penuh kontroversi. Bukan saja karena secara terbuka presiden menyatakan akan cawe-cawe, tetapi juga karena berbagai aturan pelaksanaan pemilu menuju ke arah kualitas yang menurun,” kata Ray Rangkuti dalam keterangannya, Senin (12/6/2023).
Rangkuti menuturkan, pada Pemilu 2024 mendatang, banyaknya praktek yang mengabaikan aturan yang dilakukan oleh para peserta pemilu.
“Di luar itu, berbagai praktek peserta pemilu menunjukan pengabaian aturan yang berlaku,” ujarnya.
“Apakah berbagai gejala ini potensial menimbulkan riak-riak?,” tambahnya lagi.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo menyatakan akan cawe-cawe pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Cawe-cawe yang dimaksud, menurut Jokowi, tentu masih dalam koridor aturan dan tidak akan melanggar undang-undang.
“Karena itu saya cawe-cawe. Saya tidak akan netral karena ini kepentingan nasional,” kata Jokowi di Istana Negara Jakarta pada hari Senin (29/5/2023).
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)