RUANGPOLITIK.COM-Kondisi perekonomian global turut membuat pemerintah RI was-was, termasuk Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita. Dia mengakui kondisi perekonomian global saat ini memang tidak sedang baik dan harus diwaspadai.
Pemerintah, akan terus memantau perkembangan global agar bisa segera melakukan antisipasi.
“Saya sepakat bahwa kondisi ekonomi global sedang tidak baik dan kita harus hati-hati, harus terus waspada dan mengikuti perkembangan,” kata Agus kepada wartawan di Jakarta, dikutip Sabtu (10/6/2023).
Hal itu disampaikan merespons kabar gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang saat ini melanda industri padat karya di dalam negeri. Terutama sektor alas kaki (sepatu) serta tekstil dan produk tekstil (TPT). Apalagi, dengan kondisi ekonomi Eropa yang terkonfirmasi mengalami resesi ekonomi.
“Kita sama-sama harus waspada terhadap apa yang terjadi secara global, khususnya bidang ekonomi. Sedang tidak dalam keadaan yang baik, tidak menguntungkan kita. Pasar global masih melemah,” tambahnya.
Hal itu, kata dia, terbukti dengan penurunan PMI manufaktur Indonesia yang cukup dalam bulan ini, dibandingkan bulan lalu.
“Salah satu alasannya, dari berbagai macam alasan (penurunan PMI) adalah pelemahan pasar ekspor kita. Terutama pasar Eropa,” katanya.
“Tapi, kita juga melihat ada region lain yang pertumbuhannya cukup baik. Maka, karena itu kita harus bisa mencari pasar nontradisional untuk produk kita,” ujar Agus.
Di saat bersamaan, katanya, pemerintah akan melakukan penguatan pasar domestik. Yaitu, memperkuat data beli yang bisa membantu menopang konsumsi dan ekonomi di dalam negeri.
“Kita cari dan siapkan berbagai macam, misalnya insentif. Tentu akan kita utamakan industri yang punya multiefek tinggi, sebut saja padat karya,” kata Agus.
Dia pun mencontohkan insentif PPnBM yang sempat digelontorkan pemerintah saat pandemi lalu. Insentif itu, kata dia, mampu menopang ekonomi di dalam negeri yang tengah menghadapi efek domino pandemi Covid-19.
“Kita carikan insentif yang bisa membuat industri kita semakin baik, tidak semakin memburuk kondisinya, menghindari PHK,” kata Agus.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengungkapkan, gelombang PHK di Indonesia masih belum berakhir.
Saat ini, 9 pabrik sepatu dan TPT yang dilaporkan tengah dalam proses pemangkasan tenaga kerja, dimulai dengan merumahkan karyawan, yaitu:
Lokasi: Jawa Tengah
1. Duniatex: 3000-an pekerja dirumahkan ke arah PHK
2. Agungtex Group: 2000- an pekerja dirumahkan ke arah PHK
3. PT Kabana efesiensi dirumahkan arah PHK 1200-an pekerja
4. PT Pismatex pailit proses penyelesaian PHK 1.700-an pekerja
5. PT Sae Aparel ribuan PHK karena relokasi sebagian.
Lokasi: Jawa Barat
1. PT Pulaumas dirumahkan arah PHK 800-an pekerja
2. PT Adetex 500-an pekerja dirumahkan proses PHK.
Lokasi: Banten
1. PT Nikomas PHK bertahap ribuan pekerja
2. PT Chingluh 2000-an pekerja PHK.
Data itu, kata Ristadi, bisa lebih besar karena hanya mencakup data perusahaan yang memiliki Serikat Pekerja anggota KSPN. Dia mencontohkan, PHK yang dilakukan oleh PT Panarub dan PT Tuntex sekitar total 3.000-an pekerja di Tangerang, tidak masuk dalam data KSPN karena bukan anggota.
EDITOR: Adi Kurniawan
(RuPol)