Sejarah Hari Waisak dapat ditelusuri dari abad ke-6 SM, pada masa kehidupan Buddha Gautama. Menurut tradisi, Siddhartha Gautama dilahirkan di Lumbini
RUANGPOLITIK.COM —Hari Raya Waisak, yang juga dikenal sebagai Vesak atau Buddha Purnima, adalah hari besar dalam agama Buddha. Simak di bawah ini sejarah Hari Raya Waisak.
Setiap tahunnya, umat Buddha di seluruh dunia merayakan hari kelahiran, pencerahan, dan parinirvana (kematian) Siddhartha Gautama, yang dikenal sebagai Buddha Gautama. Tahun ini, Hari Raya Waisak 2567 BE jatuh pada 4 Juni 2023.
Sejarah Hari Raya Waisak
Sejarah Hari Waisak dapat ditelusuri dari abad ke-6 SM, pada masa kehidupan Buddha Gautama. Menurut tradisi, Siddhartha Gautama dilahirkan di Lumbini (sekarang terletak di Nepal) pada bulan purnama di bulan Vesak.
Ibunya, Ratu Mahamaya, sebelum melahirkan Siddhartha Gautama kabarnya mengalami mimpi indah sebelum melahirkan. Itu dipercaya sebagai pertanda kelahiran seorang pemimpin besar. Menurut legenda, saat keluar dari kandungan ibunya, Siddhartha Gautama berjalan tujuh langkah ke depan dan membunyikan kalimat yang mengatakan bahwa dia akan menjadi penyebar kebenaran di dunia.
Hari Waisak juga merayakan pencerahan Buddha Gautama. Pada usia 29 tahun, Siddhartha meninggalkan kehidupan duniawi dan mencari kebenaran. Setelah bertahun-tahun bermeditasi, pada usia 35 tahun, di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya (sekarang di India), Siddhartha mencapai pencerahan dan menjadi Buddha Gautama.
Selama bermeditasi dia menemukan empat kebenaran mulia yang menjadi dasar agama Buddha, yaitu kebenaran tentang penderitaan, asal-usul penderitaan, penghapusan penderitaan, dan jalan menuju penghapusan penderitaan.
Selain kelahiran dan pencerahan, Hari Waisak juga mengenang parinirvana Buddha Gautama. Pada usia 80 tahun, Buddha Gautama meninggal dunia di Kuil Kusinara (sekarang di Uttar Pradesh, India). Dalam tradisi Buddha, parinirvana dianggap sebagai pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian, yang dikenal sebagai samsara.
Buddha Gautama meninggalkan pesan terakhir kepada pengikutnya, yakni mengingatkan mereka untuk mengikuti ajaran-ajarannya dan bergantung pada diri mereka sendiri dalam mencapai pencerahan.
Perayaan Waisak 2023
Perayaan Hari Waisak melibatkan serangkaian kegiatan yang diadakan oleh komunitas Buddha di seluruh dunia. Umat Buddha berkumpul di kuil-kuil dan wihara-wihara untuk melakukan meditasi, berdoa, dan mendengarkan ceramah dari para biksu.
Mereka juga melakukan kegiatan sosial dan keagamaan seperti memberikan sumbangan makanan dan pakaian kepada yang membutuhkan. Di beberapa tempat, perayaan Waisak dilakukan dengan prosesi mengarak patung Buddha melalui jalan-jalan utama, sementara umat Buddha membawa lilin dan bunga sebagai tanda penghormatan.
Hari Waisak memiliki makna mendalam bagi komunitas Buddha. Selain menjadi waktu refleksi dan penghormatan terhadap ajaran Buddha Gautama, perayaan ini juga mengingatkan umat Buddha untuk mengikuti ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip-prinsip seperti belas kasih, kedamaian, dan kebijaksanaan menjadi fokus dalam menjalankan praktik keagamaan.
Dalam dunia yang penuh dengan penderitaan dan ketidakpastian, ajaran Buddha Gautama tentang keterhubungan semua kehidupan dan pentingnya kasih sayang universal menjadi semakin relevan. Dengan demikian, Hari Waisak bukan hanya merupakan perayaan agama Buddha, tetapi juga mempunyai arti yang universal bagi semua orang yang mencari kedamaian dan pencerahan dalam hidup mereka.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)