Di sinilah pintu peluang pemecatan itu. Kata Denny. Karena Jokowi lewat tangan Moeldoko diduga ingin mengambil alih Partai Demokrat.
RUANGPOLITIK.COM —Pakar Hukum Tata Negara Denny Indrayana menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpeluang dipecat. Imbas cawe-cawe dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Denny mengatakan, salah satu bentuk nyata cawe-cawe Jokowi adalah membiarkan Moeldoko berupaya mengambil alih Partai Demokrat. Padahal, Moeldoko merupakan Kepala Staf Presiden.
Di sinilah pintu peluang pemecatan itu. Kata Denny. Karena Jokowi lewat tangan Moeldoko diduga ingin mengambil alih Partai Demokrat.
“Mestinya membuka pintu pemecatan presiden,” ungkapnya dikutip RuPol dari cuitannya di Twitter, Rabu (31/5/2023).
Ia memberi contoh. Di Amerika Serikat, Presiden Richard Nixon harus mundur untuk menghindari proses impeachment.
“Karena skandal water gate, yaitu ketika kantor Partai Demokrat Amerika dibobol untuk memasang alat sadap di masa kampanye,” tuturnya.
Ia membandingkan cerita itu dengan Jokowi. Namun menurutnya, apa yang dilakukan mantan Wali Kota Solo itu lebih dari apa yang dilakukan Richard Nixon.
“Jokowi bukan hanya memasang alat sadap, tetapi melalui Moeldoko, berusaha ‘mencopet’ Partai Demokrat. Bayangkan, demi menggagalkan pencalonan Anies Baswedan, Presiden Jokowi sampai tega membajak partainya Presiden Ke-6 SBY,” pungkasnya.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)