Sebagai informasi, konser Coldplay akan digelar di National Stadium Bukit Jalil, Kuala Lumpur pada 22 November 2023 mendatang.
RUANGPOLITIK.COM —Pemimpin Partai Islam Malaysia (PAS), Nasruddin Hassan Tantawi menolak keras konser Coldplay di Malaysia.
Dikutip dari thepinknews, Nasruddin Hassan Tantawi mengungkapkan alasan penolakan tersebut karena Coldplay mempromosikan budaya hedonisme dan berbagai budaya menyimpang lainnya.
Sebagai informasi, konser Coldplay akan digelar di National Stadium Bukit Jalil, Kuala Lumpur pada 22 November 2023 mendatang.
Nasruddin Hassan Tantawi menilai konser Coldplay tidak membawa kebaikan apapun untuk masyarakat.
“Apakah kerajaan bermaksud mahu menyuburkan budaya hedonism dan songang dalam negara ini? Saya nasihatkan agar batalkan sahaja persembahan kumpulan ini di Malaysia. Tidak membawa apa-apa kebaikan pada agama, bangsa, dan negara,” ujar Nasruddin Hasan Tantawi.
Unggahan Nasruddin Hasan Tantawi itu ditanggapi oleh politikus lain. Menteri Pembangunan Pemerintah Daerah Malaysia, Nga Kor Ming membantah pernyataan Nasruddin Hasan Tantawi,
Menurutnya, pagelaran konser Coldplay di Malaysia dinilai bisa menumbuhkan ekonomi negara.
“Jika mereka tidak menyukai Coldplay, saran saya untuk mereka sederhana: jangan kecuali tiket dan tutup mata mereka. Ini bukan hanya pertunjukan konser, tapi bagus untuk pertumbuhan ekonomi. Itu sebabnya cara berpikir kuno PAS tidak cocok untuk masyarakat multikultural kita,” ujarnya.
Penolakan Konser Coldplay juga Terjadi di Indonesia
Persaudaraan Alumni (PA) 212 menolak tegas konser Coldplay yang akan digelar di Gelora Bung Karno (GBK) pada 15 November 2023 mendatang.
Wasekjen PA 212, Novel Bamukmin mengatakan bahwa pihaknya siap menggelar aksi besar-besaran jika konser Coldplay tersebut tetap dilaksanakan. Aksi tersebut akan sama dengan apa yang mereka lakukan ketika menolak kehadiran Lady Gaga di Indonesia pada 2012 lalu.
Bahkan Novel Bamukmin siap mengerahkan massa untuk mengepung bandara saat kedatangan Coldplay di Indonesia.
“Saya mengimbau agar panitia segera mengurungkan niatnya mendatangkan Coldplay, karena masih banyak grup musik yang tidak beraliran mendukung LGBT dan atheis daripada dirugikan seperti gagalnya konser Lady Gaga, Miss World, serta batalnya aktris porno Miyabi,” tuturnya.
“Kalau membiarkan bahkan sampai mendukung kami jelas tidak bertanggung jawab atas gejolak umat Islam karena bisa saja mereka akan membawa ular seperti saat akan datangnya konser Lady Gaga juga Miss World atau bis ajuga mereka memblokir lokasi atau mengepung bandara,” tuturnya.
Novel Bamukmin menjelaskan alasan penolakan konser Coldplay di Indonesia karena band asal Inggris tersebut merupakan pendukung Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) serta penganut paham atheis. Hal tersebut bertentangan dengan nilai agama dan Pancasila.
“Kalau sampai menggelar konser di Indonesia karena selain Indonesia adalah negara mayoritas penduduknya umat Islam terbesar di dunia, juga LGBT sangat bertentangan dengan nilai Pancasila,” ujarnya.
Sehingga Novel Bamukmin meminta agar pemerintah Indonesia bisa tegas melakukan upaya penolakan agar konser Coldplay batal dilaksanakan di Indonesia.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)