Meski demikian, Anas kerap menitipkan tulisannya untuk diunggah di akun tersebut. Melalui tulisan itu, Anas kerap mengomentari situasi politik terkini, dan bahkan menyentil pihak lain.
RUANGPOLITIK.COM —Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum kembali memegang kendali atas akun Twitter pribadinya @anasurbaningrum.
“Admin menyerahkan kembali akun ini ke pangkuan jariku. Terima kasih karena telah begitu lama sabar mengelola akun ini dgn segala serba-serbinya,” kata Anas Urbaningrum dalam unggahannya, Sabtu (13/5/2023).
Anas Urbaningrum diketahui telah menghirup udara bebas dari Lapas Sukamiskin atas perkara korupsi dan pencucian uang pada 11 April 2023 lalu. Selama sekitar delapan tahun Anas mendekam di Lapas Sukamiskin, akun Twitter-nya dikendalikan oleh orang lain yang ditulis dengan nama admin.
Meski demikian, Anas kerap menitipkan tulisannya untuk diunggah di akun tersebut. Melalui tulisan itu, Anas kerap mengomentari situasi politik terkini, dan bahkan menyentil pihak lain.
Terakhir, Anas mengomentari kritik Partai Demokrat terhadap Presiden Jokowi yang menggelar pertemuan dengan para ketua umum partai koalisi pendukung pemerintah.
Anas melalui tulisannya menyatakan, Presiden ke-6 RI yang kini menjabat Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga pernah mengumpulkan para ketua umum partai koalisi pemerintah di istana.
“Banyak yang bertanya ke saya apakah dulu waktu periode Presiden SBY pernah ada pertemuan partai koalisi di Istana?. Ya jelas pernah, beberapa kali,” kata Anas dalam tulisan yang diunggah akun Twitter @anasurbaningrum Sabtu (6/5/2023).
Anas mengatakan saat itu PKS yang merupakan parpol koalisi tidak diundang. Namun, kata Anas tidak diundangnya PKS oleh SBY dalam pertemuan itu berbeda konteks dengan tidak diundangnya Partai Nasdem oleh Presiden Jokowi.
“Ada juga pertemuan partai koalisi di Istana, tetapi salah satu partai koalisi tidak diundang. Tentu konteks tidak diundangnya berbeda dengan kejadian periode Presiden Jokowi,” katanya.
Dalam tulisan berikutnya, Anas mengatakan, pertemuan itu dipimpin SBY yang meminta pandangan dari seluruh pimpinan partai koalisi pemerintah. Namun, Anas enggan menyampaikan materi pertemuan tersebut.
Terlepas dari materi pertemuan, Anas menekankan, dengan pemerintahan yang dibentuk dari koalisi partai merupakan hal yang wajar jika presiden menggelar pertemuan di istana.
“Untuk pemerintahan produk dari koalisi, pertemuan di istana adalah hal wajar. Istana adalah kantornya presiden yang memimpin koalisi dari pemerintahan tersebut,” katanya.
Bahkan, kata Anas, presiden boleh menggelar pertemuan, silaturahmi, dan berbicara mengenai kontestasi gagasan dengan pimpinan partai koalisi di istana.
“Yang tidak patut adalah kalau bikin rakernas, rapimnas, atau kongres partai di istana,” tegasnya.
Selain mengendalikan kembali akun Twitter-nya, Anas Urbaningrum juga bakal segera memimpin Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) yang didirikan oleh para loyalisnya. Hal ini tersirat dalam pertemuan Anas dengan Ketua Umum PKN, Gede Pasek Suardika. Kepada wartawan, Gede Pasek berencana menyerahkan jabatannya kepada Anas Urbaningrum yang dinilai layak melanjutkan kepemimpinan PKN di masa mendatang.
“Dengan ketulusan hati, dengan keikhlasan jiwa Saya telah bersiap menyerahkan jabatan ketua umum PKN kepada Mas Anas,” ujar Gede Pasek, Jumat (12/5/2023).
Gede Pasek mengakui target etape ketiga dari PKN akan lebih cepat akselerasinya jika dipimpin oleh sosok politisi berdarah dingin seperti Anas Urbaningrum. Untuk itu, kata dia, jabatan Ketum PKN diserahkan ke Anas Urbaningrum yang baru bebas dari Lapas Sukamiskin.
“Etape pertama lolos Kementerian Hukum dan HAM, etape kedua lolos KPU dan kini etape ketiga setengah jalan masih saya, nanti setelah Mas Anas bebas murni menjalani CMB (cuti menjelang bebas) akan saya serahkan jabatan ketua umum saya kepada beliau. Sekarang saya masih tuntaskan secara maksimal,” jelas GPS.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)