Akibat akses masuk ke Tembagapura yang ditutup, Joni Botak nampak kembali ke Intan Jaya hingga berujung tewas di tangan KKB Pimpinan Lewis Kogoya
RUANGPOLITIK.COM —Joni Botak, salah satu pimpinan kelompok kriminal bersenjata (KKB) dikonfirmasi telah tewas di Intan Jaya, Papua Tengah.
Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri membeberkan penyebabnya adalah kelompok bersenjata lain yang dipimpin Lewis Kogoya.
Kapolda Papua memberikan konfirmasi kabar tewasnya Joni Botak lantaran sebuah video yang memperlihatkan pimpinan KKB asal Tembagapura itu dianiaya dan ditembak secara brutal.
Bahkan, orang-orang yang menganiaya dan menembaki Joni Botak, termasuk di antaranya dua orang anak buahnya.
“Joni Botak ditangkap, dianiaya dan ditembak kelompok KKB lainnya di Intan Jaya karena dituduh mata-mata,” ujar Irjen Pol Fakhiri dalam pernyataan langsung kepada awak media di Jayapura, Sabtu, 29 April 2023.
Lebih lanjut, Fakhiri memaparkan bahwa Joni Botak sebenarnya sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) akibat selalu melancarkan serangan keji yang membunuh warga sipil dan aparat keamanan setempat.
Menurut Fakhiri, Joni Botak dan KKB asuhannya berada di sekitar Tembagapura sampai Intan Jaya.
Dalam detailnya, kronologi tewasnya Joni Botak bermula dari laporan aparat keamanan di Tembagapura yang menyebut pimpinan KKB itu berupaya masuk, tetapi terhadang dengan keberadaan pos-pos keamanan di area setapak yang biasa dilalui mereka.
Akibat akses masuk ke Tembagapura yang ditutup, Joni Botak nampak kembali ke Intan Jaya hingga berujung tewas di tangan KKB Pimpinan Lewis Kogoya.
“Aparat keamanan sudah menutup akses masuk ke Tembagapura sehingga Joni Botak kembali ke Intan Jaya yang kemudian dibunuh oleh kelompok KKB pimpinan Lewis Kogoya, ” ujarnya menerangkan penjelasan.
Berdasarkan data kepolisian setempat, Joni Botak adalah dalang dari tragedi kontak senjata yang terjadi di Jipabera, sekitar Kampung Aroanop pada 28 Februari 2020 lalu.
Sejumlah aparat dari Polsek Tembagapura juga menjadi korban tewas akibat kebrutalan kontak senjata dengan KKB pimpinan Joni Botak itu.
Sebelumnya, Fakhiri telah mengumumkan status baru untuk menangani kelompok kriminal bersenjata (KKB), yakni operasi penegakan hukum. Menurutnya, pengambilan langkah ini dilakukan dengan mempertimbangkan aksi teror KKB yang makin membahayakan masyarakat lokal setempat.
Kapolda Papua menyatakan gangguan keamanan yang diciptakan KKB telah semakin meresahkan masyarakat, sehingga sudah seharusnya dilakukan kenaikan status operasi penegakan hukum.
Tercatat, KKB Papua dalam melancarkan gangguan keamanan selalu melakukan pelanggaran HAM, seperti banyaknya aksi pembunuhan dan penganiayaan warga sipil.
“Memang benar penegakan hukum akan diberlakukan terhadap kelompok yang selama ini mengganggu keamanan hingga meresahkan masyarakat,” ujar Irjen Pol Mathius Fakhiri dalam pernyataan saat itu.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)