PDIP telah mengumumkan jika mengusung Ganjar Pranowo sebagai calo Presiden (capres) untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Sementara itu, Prabowo Subianto disebut-sebut diusulkan menjadi calon Wakil Presiden (cawapres) untuk mendampingi Gubernur Jawa Tengah tersebut
RUANGPOLITIK.COM —Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menanggapi penolakan yang dilakukan oleh ketua umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Penolakan tersebut berkaitan dengan pengusungan supaya Menteri Pertahanan tersebut menjadi pasangan bagi Ganjar Pranowo.
PDIP telah mengumumkan jika mengusung Ganjar Pranowo sebagai calo Presiden (capres) untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Sementara itu, Prabowo Subianto disebut-sebut diusulkan menjadi calon Wakil Presiden (cawapres) untuk mendampingi Gubernur Jawa Tengah tersebut.
Namun, Prabowo Subianto menolak usulan tersebut. Hasto Kristianto pun memberikan tanggapan mengenai penolakan itu.
“Ya tentu saja kami kan tidak ada model kawin paksa, tentu ada pacarannya, ada pemahamannya, ada komitmen terhadap bagsa dan negara,” kata Hasto Kristianto.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan jika Prabowo Subianto memungkinkan untuk menjadi cawapres berpasangan dengan Ganjar Pranowo. Peluang tersebut bisa terjadi apabila pria berusia 71 tahun tersebut bersedia.
Terlepas dari pernyataan Jokowi dan penolakan Prabowo Subianto mendampingi Ganjar Pranowo sebagai cawapres, Hasto menyebutkan jika langkah yang dilakukan PDIP pada saat ini berdasarkan arahan dari orang nomor satu di Indonesia itu. Salah satunya termasuk memilih nama-nama yang akan mendampingi Ganjar Pranowo.
“Apa yang kami lakukan adalah berdasrkan pernyataan dari Bapak Presiden Jokowi yang menyebut nama-nama dan secara dinamika politik yang memang sangat dinamis,” ujar Hasto.
Sejumlah nama yang disebutkan yaitu Erick Thohir, Mahfud MD, Ridwan Kamil, Muhaimin Iskandar, Airlanga Hartarto, hingga Prabowo Subianto. Dari nama-nama yang disebutkan itu, PDIP terus melakukan kajian.
“Jadi setelah ibu Mega menyampaikan pengumuman itu, kemudian semua melihat konstelasi yang ada. Konstelasi yang dilihat adaah rakyat Indonesia sebagai pemegang kedaulatan. Hal ini nantinya akan memunculkan kesadaran bahwa partainya menyatukan diri bersama dengan capres PDIP,” ucap Hasto kepada awak media.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)