RUANGPOLITIK.COM — Kisruh di internal Koalisi Perubahan terkait cawapres mulai memantik riak dengan mitra satu koalisinya yakni partai Demokrat. Sikap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang wara-wiri menawarkan kandidat cawapres untuk Anies Baswedan membuat Demokrat membuat sentilan yang ditujukan atas sikap PKS tersebut.
Semula PKS menawarkan duet Anies-Sandi, dan sekarang ketika pamor Mahfud MD mulai naik, PKS memberikan penawaran yang serupa.
Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengatakan dirinya telah berkomunikasi dengan Menko Polhukam Mahfud Md beberapa hari belakangan. Komunikasi keduanya untuk menjalin silaturahmi sekaligus bertanya ketertarikan Mahfud menjadi calon wakil presiden Anies Baswedan.
“Saya khususnya hari-hari ini banyak bersilaturahim dengan tokoh-tokoh bangsa dalam rangka mencari siapa pasangan Pak Anies Rasyid Baswedan, tentu ini banyak yang muncul-muncul di survei-survei. Nah, itu saya berusaha untuk mendatangi,” kata Syaikhu kepada wartawan di DPP PKS, Jakarta Selatan, Selasa (18/4/2023).
Sikap Presiden PKS Ahmad Syaikhu menanyakan ketertarikan Menko Polhukam Mahfud MD untuk menjadi cawapres dikritik keras partai Demokrat. Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief
“Saya kira PKS berdiskusi dengan Pak Mahfud hal yang biasa dan ya bagus ya. Cuma, memang harus istikamah, dalam pengertian jangan menjanjikan ke semua orang untuk menjadi cawapres (Anies),” kata kepada wartawan, Rabu (19/4/2023).
Ia juga mengingatkan janji PKS kepada Sandiaga Uno.
“Ketika kemarin, Pak Syaikhu menjanjikan dengan Pak Sandi Uno. Ini menjanjikan lagi dengan Pak Menko Polhukam. Nanti kita tidak menghendaki di ujung ada sakit hati,” kritiknya.
Demokrat juga mengingatkan PKS untuk bersikap konsisten di dalam koalisi. Demokrat tak ingin posisi cawapres pendamping Anies ditawarkan ke semua toko.
“Sudah mulai istikamah, istikamah dalam politik itu sangat penting. Jadi, prinsipnya jangan kayak toko kelontong, menawarkan kepada banyak orang,” tegasnya.
Sementara itu, Demokrat sendiri menginginkan agar jatah cawapres tetap diberikan kepada rekan satu koalisi dan tidak mengambil dari kandidat lain. Apalagi dalam simulasi survei duet Anies-AHY (Ketum Demokrat) dianggap lebih memberikan efek elektoral dan paling pas.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)