Penemuan paus yang terdampar dan dalam posisi mati ini sunggu menjadi ironi. Pasalnya, paus-paus tersebut justru ditemukan di pusat pariwisata Indonesia
RUANGPOLITIK.COM —Seekor paus sperma terdampar di Pantai Yeh Melet, Wates, Kabupaten Karangasem, Bali pada Rabu, 5 April 2023 dalam kondisi masih mati pada pukul 13.14 WITA. Aparat dibantu masyarakat pun langsung melakukan penanganan.
Sebelumnya paus sperma tersebut ditemukan terdampar sekira pukul 7.38 WITA di Pantai Lepang, Klungkung, Bali pada Rabu, 5 April 2023 pagi dalam kondisi masih hidup. Mamalia tersebut berhasil dievakuasi oleh Polres Klungkung, BPBD Klungkung, penyuluh perikanan Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Klungkung, dan masyarakat.
Tak cukup sampai di situ, pada Sabtu, 8 April 2023, seekor paus sperma sepanjang 17,28 meter ditemukan mati dan terdampar di Pantai Yeh Leh, Jembrana Bali sekira pukul 13.00 WITA. Paus terdampat tersebut langsung ditangani oleh Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar.
Kematian paus pada Sabtu, 8 April 2023 itu menjadikannya paus ketiga yang terdampar di pulau Indonesia dalam sepekan lebih sedikit. Petugas pun mulai mengevakuasi paus tersebut pada Minggu, 9 April 2023 ini.
“Kami sedang berusaha menarik bangkai ke pantai untuk memudahkan tes nekropsi dan kami akan menguburnya setelah tes selesai,” kata Permana Yudiarso, Kepala BPSPL Denpasar kepada AFP.
Penemuan paus yang terdampar dan dalam posisi mati ini sunggu menjadi ironi. Pasalnya, paus-paus tersebut justru ditemukan di pusat pariwisata Indonesia.
Selain penemuan paus pada Rabu dan Sabtu, pada 1 April 2023 lalu, seekor paus Bryde dengan panjang kurang lebih 11 meter dan berat kurang lebih dua ton ditemukan terdampar di Pantai Tabanan. Bangkai paus Bryde tersebut sudah membusuk saat ditemukan penduduk setempat.
Pihak BPSPL menduga paus-paus yang terdampar di Indonesia tersebut mengalami sakit. Teori tersebut disampaikan setelah adanya pengamatan terhadap paus yang mati pada Sabtu, 8 April 2023 kemarin.
“Sama seperti paus yang ditemukan terdampar beberapa hari lalu. Tubuhnya terlihat kurus dan sakit-sakitan,” kata Yudiarso.
Kepada media, Yudiarso mengungkapkan pihaknya butuh waktu kurang lebih tiga minggu untuk melakukan tes nekropsi. Pihak forensik juga melaporkan adanya pendarahan di paru-paru paus dan susunya yang dipenuhi cairan.
Untuk pengamanan, polisi telah menutup lokasi untuk mencegah masyarakat setempat mencuri daging atau bagian tubuh paus tersebut. Pasalnya dikhawatirkan masyarakat ikut terkontaminasi bakteri yang terdapat dalam paus yang sudah mati itu.
Masalah kematian paus ini pun sampai diberitakan oleh media internasional seperti Chanel News Asia. Dalam media tersebut dikatakan bahwa Indonesia menjadi penyumbang sampah laut tervesar kedua di dunia setelah Asia.
Permasalahan sampah itu pun ditengarai menjadi pemicu banyaknya paus yang mati. Pada tahun 2018 silam, seekor paus sperma ditemukan mati di Indonesia, di dalam perutnya didapati 100 gelas plastik dan 25 kantong plastik di perutnya.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)