RUANGPOLITIK.COM — Batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 diprediksi membuat dukungan Jokowi kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres di Piplpres 2024 mendatang menjadi luntur. Hal ini mengingat Ganjar turut serta menolak kedatangan timnas Israel yang juga dilakukan oleh PDIP.
Sehingga Jokowi merubah alur skenarionya dengan menyetujui dibentuknya Koalisi Besar yang merupakan gabungan dua koalisi parpol lainnya yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Menurut pengamat politik Ujang Komarudin mengatakan Koalisi Besar adalah kekuatan yang dibangun Jokowi pasca kecewa terhadap PDIP dan Ganjar mengingat sanksi FIFA dan Indonesia gagal menjadi tuan rumah.
“Koalisi Besar itu skenarionya Jokowi pasca kecewa dengan PDIP dan Ganjar yang telah menolak Indonesia sebagai tuan rumah U-20 kedatangan timnas Israel. Di situ Jokowi merasa marah karena partainya sendiri PDIP termasuk Ganjar, dimana seharusnya Gubernur mendukung Presiden itu membuat Jokowi harus punya kekuatan sendiri,” ungkapnya kepada RuPol, Minggu (9/4/2023).
Sehingga Ujang melihat Jokowi mengambil langkah bijak dengan membuat kekuatan sendiri yang didukung oleh lima parpol yang berkumpul di DPP PAN.
“Blok kekuatan itu sendiri melalui koalisi besar itu yang akan dibangun melibatkan 5 parpol yang berkumpul di DPP PAN. Dan Prabowo sendiri mengatakan kami ini timnya Jokowi artinya ketua tim atau koordinatornya Jokowi. Saya melihatnya untuk kepentingan Jokowi dan kelima partai koalisi tersebut jika terbentuk,” jelasnya.
Sementara itu, jika Koalisi Besar ini terbentuk Ujang melihat besar kemungkinan Prabowo yang akan diusung sebagai capres.
“Mengusungnya kemungkinan Prabowo tiga besar capres dan cawapres itu adalah Prabowo, Ganjar dan Anies.Anies nggak mungkin didukung Koalisi Besar karena sudah didukung oleh Koalisi Perubahan. Sehingga mau tidak mau Anies tereliminasi dari Koalisi Besar,” terangnya.
Sementara itu lunturnya dukungan Jokowi ke Ganjar itu tak bisa dipungkiri, sehingga kecil peluang Koalisi Besar usung Ganjar sebagai capres.
“Ganjar juga terlihat akan tereliminasi dari Koalisi Besar karena mengecewakan Jokowi setelah menolak timnas Israel sehingga Indonesia gagal jadi tuan rumah U-20. Jokowi marah sehingga kemungkinan Ganjar bisa saja diusung oleh PDIP artinya Ganjar akan tereliminasi dari Koalisi Besar. Makanya yang memungkinkan dari tiga nama hanya Prabowo. Sampai saat ini masih Prabowo,” jelas dosen Universitas Al-Azhar Indonesia ini.
Namun, untuk cawapres sendiri diprediksi masih belum bisa dilihat siapa yang akan dipilih mengingat banyak kandidat bagus didalamnya.
“Untuk cawapres hingga saat ini belum diketahui siapa. Bisa Airlangga, Erick, Khofifah, bisa yang lain dari deal-deal politik dan komunikasi politik diantara partai-partai yang bergabung dalam Koalisi Besar tersebut,” jelas Ujang.
Artinya Koalisi Besar ini tujuannya melanjutkan kepentingan pemerintahan Jokowi. Kedua agar Koalisi Besar tersebut menang atas Koalisi Perubahan yang mengusung Anies, sementara Anies sendiri juga kelihatannya ingin melawan PDIP juga.
“Bisa jadi PDIP juga akan mengusung kadernya sendiri, bisa jadi juga Puan atau Ganjar. Untuk membuat blok atau kekuatan sendiri daripada partai besar itu untuk melawan Koalisi Perubahan partai Anies maupun PDIP yang bisa saja mengusung kader partainya dengan sendirian. Artinya PDIP punya kepentingan sendiri,” terangnya.
Sementara itu, Ujang melihat Koalisi Besar ini ditujuannya agar menang di Pilpres 2024 dan melanjutkan program Jokowi setelah lengser.
“Kepentingannya agar bisa kuat, agar bisa menang, dan agar bisa melanjutkan pembangunan Jokowi dan bisa mengalahkan Koalisi Perubahan,” ungkap Ujang.
Dan ia melihat, Koalisi Besar ini tak menguntungkan bagi PDIP. Malahan sebaliknya ini akan menjadi kekuatan Jokowi yang cukup mendapat penolakan kuat dari PDIP yang terlihat jelas di Piala Dunia U-20 kemarin.
“Justru saya melihatnya bukan untuk memperkuat PDIP tapi meninggalkan atau melawan PDIP termasuk PDIP yang menolak kebijakan-kebijakan Jokowi, kedatangan Tim U-20 Israel yang berujung batalnya Indonesia sebagai tuan rumah. Ini seperti menampar Jokowi sehingga Jokowi marah pada PDIP dan Ganjar,” ungkapnya.
Sehingga Ujang tak menolak jika ini akan menjadi poros kekuatan baru Jokowi untuk tetap eksis dengan dukungan lima parpol didalamnya.
“Dan ini adalah bagian dari skenario Jokowi untuk melawan PDIP dan memiliki bargaining kepada PDIP maupun untuk melawan Anies Baswedan dari capres Koalisi Perubahan,” pungkasnya. (IY)
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)