RUANGPOLITIK.COM — Meski belum sah menjadi sebuah koalisi, Partai Golkar sudah mengambil ancang-ancang jika nantinya di Koalisi Besar pihaknya akan mengajukan nama Ketua Umumnya Airlangga Hartarto sebagai calon presiden.
Menanggapi hal itu, Jubir PKB Mikhael Sinaga meminta agar partai berlambang pohon beringin itu tak langsung memaksakan keinginannya dan mencalonkan ketumnya langsung sebagai Capres.
“Rencana membangun koalisi besar ini kami sambut baik, namun semua pihak harus mempertimbangkan juga Koalisi yang sudah solid terbangun yakni PKB dan Gerindra,” kata Mikhael dalam keterangannya, Sabtu (8/4/2023).
Mikhael menjelaskan, dua partai dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya sudah membuat sejumlah perjanjian terkait penentuan capres dan cawapres ke depan.
“Dari kami Koalisi KIR tentunya akan kedua ketua umum akan menentukan secara bersamaan siapa yang akan maju nantinya,” jelas Mikhael.
Dirinya pun meminta kepada semua pihak untuk tidak memaksakan nama-nama yang akan diusung menjadi capres.
“Bagi yang ingin bergabung, kok belum resmi saja sudah memaksakan nama capres, nggak sesuai dengan cara dan nilai yang ada di Koalisi KIR,”
Dia pun mencotohkan koalisi Gerindra-PKB langgeng lantaran semuanya berbasis musyawarah.
“Di Koalisi kami semuanya berbasis musyawarah sehingga bisa langgeng dan pasti pergerakannya,” ungkap Mikhael.
Adapun Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono menyatakan bahwa pihaknya tetap ngotot untuk mengajukan Airlangga Hartarto menjadi capres jika nantinya koalisi besar terbentuk di Pilpres 2024.
Namun begitu, Dave memahami bahwa hal tersebut masih menjadi usulan dari Partai Golkar. Adapun nantinya usulan itu bisa diputuskan bersama parpol koalisi besar.
“Tetapi kan putusan harus dibuat secara bersama-sama,” tutup Dave. (DNG)
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)