RUANGPOLITIK.COM — Anies Baswedan masih lemah di Jawa Tengah dan Timur yang menjadi lumbung suara besar di pilpres 2024. Berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga, pengaruh Anies masih kalah dari Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Anies tampaknya tak mau kalah. Anies pun bergerak menggelar safari politik selama tiga hari pada 17-19 Maret 2023 di Jawa Timur.
Kehadirannya di Masjid Al Akbar, Surabaya disambut antusias. Begitu banyak warga setempat yang ingin melihat langsung seorang Anies Baswedan.
”Surabaya, kota di mana keluarga kami berasal. Kakek kami dari sini, tumbuh di kawasan Ampel,” kata Anies usai melakukan Salat Jumat di Masjid Al Akbar Surabaya.
Menurut Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali, pamor Anies bisa turut terdongkrak jika menggandeng cawapres yang berasal dari Jawa Timur. Dia menyebut Jusuf Kalla pun mengusulkan hal serupa.
”Sehingga kalau mas Anies ingin menang harus pikirkan orang dari wilayah itu. Artinya pak JK juga berikan kriteria,” kata Ali 28 Maret lalu.
Ali menyebut pamor Anies belum maksimal di Jateng dan Jatim meski sudah lebih dari 6 bulan dideklarasikan NasDem sebagai calon presiden. Ia mengatakan kondisi ini berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan NasDem.
Senada, Ketua DPP Nasdem Willy Aditya menyebut Anies memang masih lemah di Jateng dan Jatim. Apalagi Jawa tengah yang notabene kandang banteng atau ladang suara milik PDIP.
Oleh karena itu, Willy mengatakan NasDem mempersiapkan misi khusus untuk mendongkrak popularitas serta elektabilitas Anies di Jawa Tengah.
”Kita belum sentuh sama sekali Jateng. Jatim kemarin baru datang dua hari lalu silaturahmi ke Madura yang lain belum. Jadi kita belum hard selling atau proses yang intensif ke Jatim dan Jateng,” kata Willy saat ditemui di Hotel Akmani, Jakarta 30 Maret lalu.
Politikus PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno menegaskan PDIP enggan terbawa arus soal pergerakan Anies di Jateng. Ia mengatakan PDIP tetap bekerja sesuai jadwal kampanye yang ditetapkan oleh KPU.
”Jadi kami tak terbawa arus, dengan mempercepat atau memperlambat. Pokoknya kami bekerja sesuai jadwal yang ada,” kata Hendrawan saat dihubungi.
Hendrawan mengatakan pelbagai kegiatan dan konsolidasi PDIP di tengah masyarakat tetap berjalan seperti biasa. Ia pun tak ingin merasa terburu-buru lantaran kandidat lain sudah memulai bergerak jelang Pemilu 2024.
”Kami tak mau seperti istilahnya orang Jawa diopyak-opyak, seperti harus ada apa gitu. Kita sudah punya jadwal bersama. Tujuan kita kan PDIP di 2024,” kata dia.
Jika Jawa Tengah sering disebut sebagai kandang banteng, maka Jawa Timur adalah sarang Nahdlatul Ulama. Sudirman Said mengatakan ada langkah yang sudah ditempuh di Jawa Timur.
Jaringan relawan diberdayakan. Ia mengklaim relawan pendukung Anies sudah bergerak dan mulai tumbuh di kawasan Jatim dan Jateng. Bahkan, tim Anies sudah berkomunikasi dengan para relawan untuk memaksimalkan dukungan di dua kawasan itu.
“Relawan tumbuh di mana-mana dari berbagai kalangan. Pak Anies dan timnya berinteraksi dengan berbagai kalangan saling menjaga dan mendorong elektabilitas tadi,” kata Sudirman ketika di temui di kampus Paramadina, Jakarta, Senin (3/4). (Syf)
Editor: Syafri Ario
(Rupol)